Dalam LXX kata ini dipakai dua kali untuk menerjemahkan khanef, tidak ber-Tuhan.
Dalam PB kata ini dipakai hanya dalam cerita Sinoptik mengenai pendapat Kristus tentang ahli Taurat dan Farisi.
Walaupun sumber-sumber 'golongan Farisi (Sotah 22b) mengakui dan mengutuk sifat munafik dalam golongan mereka, nada umum dalam PB, bukti-bukti abad pertama mengenai ajaran orang Farisi dalam Talmud dan Midras, dukungan yang mereka terima dari orang banyak (Jos, Ant. 13. 298), - sumber-sumber itu - membuat sukar menerima dakwaan bahwa semua mereka adalah munafik.
Penelitian atas dakwaan terhadap mereka memperlihatkan bahwa hanya dalam kasus-kasus tertentu yang sangat jarang terjadi mereka dapat dicap munafik.
Mereka buta terhadap kesalahan mereka (Mat 7:5), kepada pekerjaan Tuhan (Luk 12:56), terhadap nilai-nilai yang benar (Luk 13:15); mereka menilai kebiasaan insani secara berlebih-lebihan (Mat 15:7, Mrk 7:6), mereka tidak menghiraukan tuntutan-tuntutan Allah (Mat 23:14-15, 25, 29), mereka suka mempertontonkan diri (Mat 6:2, 5, 16).
Hanya Kristus satu-satunya yang dapat membaca isi hati sesungguhnya (Mat 23:27-28), yang dapat menghakimi mereka sebagai munafik.