Kasih Allah dapat disamakan dengan matahari, yang selalu memberi kehangatan dan sinarnya tetap dan terus-menerus, tidak bersyarat.
Ketika
kita meninggalkan matahari, matahari tidak ikut beranjak pergi, terus bersinar.
Kita dapat bersembunyi dari matahari, mengunci diri dalam ruangan tertutup yang
tidak dapat dijangkau matahari. Mungkin kita akan merasa gelap dan kedinginan
di tempat itu, tetapi matahari tetap tidak berubah. Kitalah yang berubah.
Allah berkata pada kita, “Jika engkau memilih pergi dari-Ku, Aku tidak dapat menghalangi/mengekangmu.
Tetapi ingatlah
kasih-Ku selalu ada bagimu. Aku akan selalu di sini menantimu.”
(Sumber: Warta KPI TL
No. 06/X/20040)