Beberapa waktu yang lalu saya kalau berdoa rasanya hampa dan dalam menghadapi berbagai macam masalah mudah sekali marah. Setelah selesai marah, saya ingat firman Tuhan bahwa seharusnya saya tidak marah.
Dalam doa saya bertanya pada Tuhan: “Salah saya apa ya Tuhan. Kok saya tidak bisa mengendalikan mulut bibir saya kalau lagi emosi, keinginan daging yang selama ini pingsan kok muncul lagi. Apa saya kurang melayani-Mu? Dulu Engkau selalu mengingatkan saya melalui Roh Kudus sehingga ketika menghadapi suatu masalah tidak sampai marah. Saya sungguh merasa gagal.”
Jawab-Nya: “Kamu ingin jadi apa? Pohon beringin atau pohon anggur?”
Mendengar jawaban itu saya nggak mengerti. Jawaban itu baru saya dapatkan pada saat Romo Uroto membawakan renungan.
Roh Kudus menjelaskan: “Kamu harus menjadi saluran berkat Kristus. Kamu ingin menjadi seperti pohon beringin atau pohon anggur?
Kalau pohon beringin » semakin rimbun semakin disenangi orang karena bisa menyebarkan kasih untuk orang sekitarnya, tetapi dia tidak bisa mempersembahkan dirinya kepada manusia dan Tuhan melalui buahnya.
Kalau pohon anggur » dahannya kelihatannya lemah, tidak ada orang yang berteduh di situ. Apalagi kalau daunnya dipotong, hanya kelihatan dahan-dahannya. Tapi dia bisa mempersembahkan dirinya kepada manusia dan Tuhan melalui buahnya. Hal inilah yang berkenan di hadapan Tuhan.
Kamu jangan seperti pohon beringin. Tapi kalau kamu mau jadi pohon beringin, Aku akan menumbuhkan semua karuniamu. Kamu akan nyaman, bisa menyenangkan/melindungi orang sekelilingmu. Tapi hal itu tidak menyenangkan hati-Ku.”
Ketika mendengar penjelasan Roh Kudus, saya langsung minta ampun dan bersyukur karena ‘ternyata Tuhan mengajak saya untuk berpikir lebih jauh lagi’.
(Sumber: Warta KPI TL No. 52/VIII/2008).