Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Selasa, 8 Januari 2019: Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: 1 Yoh 4:7-10; Mzm 72:2, 3-4ab, 7-8; Mrk 6:34-44)
Selasa, 5 Januari 2016: Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan - Tahun C/II (Putih)
Bacaan: 1 Yoh 4:7-10; Mzm 72:2, 3-4ab, 7-8; Mrk 6:34-44
1. Percaya pada Tuhan
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!"
Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!"
Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan." Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.
Renungan:
Para murid lupa siapa Yesus yang mereka ikuti, seakan perbuatan-perbuatan Yesus belum mampu membuka mata para murid tentang jati diri Yesus. Para murid belum sepenuhnya percaya pada Yesus.
Para murid lupa siapa Yesus yang mereka ikuti, seakan perbuatan-perbuatan Yesus belum mampu membuka mata para murid tentang jati diri Yesus. Para murid belum sepenuhnya percaya pada Yesus.
Yesus kemudian menunjukkan kuasa-Nya dengan melipatgandalan lima roti dan dua ikan yang kemudian mampu dibagikan ke semua orang bahkan masih tersisa banyak. Kecemasan para murid akhirnya mampu dijawab oleh Yesus.
Keputusasaan memang suatu hal yang sangat manusiawi.Tetapi memilih untuk terus berada dalam situasi putus asa bukanlah sikap seorang yang percaya kepada Tuhan, karena dengan demikian orang membiarkan persoalan tetap ada.
Mari kita hadapi hidup kita dengan keyakinan bahwa Tuhan senantiasa bersama kita.
2. Sarana mujizat Tuhan
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
Tetapi jawab-Nya: (2) "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: (3) "Lima roti dan dua ikan."
Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. (1) Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.
Renungan:
Bagi para murid, hal memberi makan orang yang sangat banyak itu adalah suatu hal yang tidak mungkin (1). Walaupun demikian Yesus tetap menuntut dari mereka (2).
(3) Yang Tuhan minta adalah kesediaan kita untuk memberi apa adanya. Kalau kita ingin menjadi media mujizat Tuhan, marilah kita memberikan diri kita apa adanya agar semakin banyak orang merasakan mujizat Tuhan dalam hidupnya.
Tuhan Yesus memberkati.