Pages

Senin, 04 April 2016

Mrk 2:13-17

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Sabtu, 16 Januari 2016: Hari Biasa I - Tahun C/II (Hijau)
Bacaan: 1 Sam 9:1-4, 17-19, 10:1a; Mzm 21:2-3, 4-5, 6-7; Mrk 2:13-17

Sabtu, 19 Januari 2019: Hari Biasa I - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Ibr 4:12-16; Mzm 19:8-9, 10, 15; Mrk 2:13-17



1. Blusukan

Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka.



Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.



Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia.


Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-muridNya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"

Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Renungan:

Yesus peka dengan penderitaan dan pergumulan para pemungut cukai dan orang berdosa. Tindakan Yesus ini menyadarkan bahwa mereka berharga di mata-Nya.

Tetapi bagi para ahli Taurat dan golongan Farisi, tindakan Yesus adalah sebuah pelanggaran berat.

Terkadang kita begitu mudah mengkritik dan mencela kesalahan orang lain tetapi tidak mudah bergaul dengan mereka, mendengarkan mereka dan mengajak mereka untuk bertobat.

Kita hanya mungkin bisa mengerti orang lain jika kita coba masuk "blusukan" ke dalam dunia orang lain.

Misalnya, untuk dapat memahami putra-putri kita, kita perlu blusukan ke dalam dunia anak-anak kita sehingga kita bisa memahami ketakutan, kegembiraan dan harapan mereka.

Juga seorang suami atau istri perlu masuk ke dalam hati pasangannya agar tahu kerinduan hati pasangannya.

Caranya: tanggalkan kenyamanan diri dan pergi menjumpainya, menyapa dan mendengarnya tanpa menghakimi, ada dan hadir bersamanya seperti yang dilakukan Yesus terhadap para pemungut cukai dan orang berdosa.

Tuhan Yesus memberkati.


2. Menghakimi, ada yang tidak beres dalam dirinya

Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka.

Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat (3) Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.

Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia.

Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: (1) "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"

Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; (2) Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Renungan:

Menghakimi tidak hanya terjadi di ruang sidang pengadilan tetapi terjadi juga dalam realitas sekarang ini (1). Orang yang setiap saat kerjanya hanya ingin menghakimi sesungguhnya menunjukkan ada yang tidak beres dalam diri orang tersebut.

(2, 3) Yesus datang kepada Lewi yang berdosa tanpa melihat latar belakang dan masa lalunya. Ia mau datang dan bergabung dengan para pendosa, bukan karena Ia juga berdosa tetapi karena kasih-Nya. Kasih-Nyalah yang mengubah hati seorang Lewi sehingga karya Allah bekerja dalam dirinya (Luk 19:8).

Marilah kita belajar untuk melihat diri, mengkritisi diri sendiri, dan mencoba untuk semampunya menolong orang lain dari keterpurukannya tanpa menghakiminya sehingga orang lain juga melihat kasih Allah ada dalam diri kita.

Tuhan Yesus memberkati.