Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Minggu, 6 Januari 2019: Hari Raya Penampakan Tuhan - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Yes 60:1-6; Mzm 72:1-2, 7-8, 10-11, 12-13; Ef 3:2-3a, 5-6; Mat 2:1-12)
Minggu, 7 Januari 2018: Hari Raya Penampakan Tuhan - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Yes 60:1-6; Mzm 72:1-2, 7-8, 10-11; 12-13; Ef 3:2-3a, 5-6; Mat 2:1-12
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah (2) orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? (1) Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia."
Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.
(3) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Renungan
1. Persembahan Orang Majus
Persembahan yang di bawa oleh orang-orang Majus itu adalah simbol kehidupan, karakter dan misi Yesus Kristus,
Ia adalah seorang Raja yang patut kita muliakan, Dia adalah imam yang senantiasa menolong, memulihkan dan berdoa bagi kelemahan-kelemahan kita sehingga kita mampu menjadi “persembahan yang harum” bagi Tuhan. Kematian-Nya yang akan membawa kemenangan sejati kepada kita setelah melewati kematian dan kembali dimahkotai dengan emas sorgawi.
Emas merupakan persembahan yang hanya layak di terima oleh raja, itu artinya bayi yang lahir itu adalah seorang Raja Yang Agung.
Kemenyan adalah dari getah pohon Balsam yang di pakai sebagai obat, itu artinya Dia akan memulihkan dan menyembuhkan umat-Nya.
Kemenyan adalah lambang keimaman Yesus Kristus, yang datang ke dunia untuk mempersembahakan seluruh hidup-Nya untuk kemuliaan Bapa di sorga dan bagi keselamatan umat manusia.
Yesus adalah Imam Besar dan sebagai Imam Besar tugas-Nya adalah sebagai pendoa syafaat bagi umat-Nya. Melalui doa syafaat-Nya kita akan mendapat pertolongan dan kekuatan untuk menjalani kehidupan ini.
Mur (getah yang rasanya pahit dari pohon mor yang aromanya sangat wangi) melambangkan penderitaan dan kematian Yesus, dimana tubuh-Nya diurapi mur yang sangat wangi saat pemakaman-Nya. Mur adalah ramuan yang digunakan dalam penguburan.
Marilah kita belajar dari orang Majus, yang mencari dan berjuang menemukan Yesus serta memberikan persembahan yang terbaik.
Orang yang mencari Tuhan dengan segenap hati akan senantiasa diberi pertolongan, bahkan mimpinya menjadi alat pertolongan Tuhan.
2. Mencari Dia, Sang Raja
(1) Mereka menguasai ilmu perbintangan, mereka kagum dan terkesima akan tanda dan gejala alam yang tidak biasanya. Karena sangat memahami dan mengerti gejala alam itu, maka mereka rindu mencari dan bertemu dengan Raja tersebut.
(2) Meskipun tidak mengenal satu sama lain namun mereka dipersatukan oleh satu tujuan yang sama.
(3) Akhirnya mereka berhasil bertemu dengan Yesus Sang Raja yang mereka percayai itu. Mereka adalah bangsa kafir namun Allah mau menuntun mereka hingga bertemu dengan Putra-Nya. Itu berarti keselamatan juga diberikan kepada bangsa yang lain.
Mereka yang mencari Dia mendapat berkat sukacita dan perlindungan hidup. Maka carilah Dia senantiasa agar kita mendapatkan berkat-berkat yang kita butuhkan dalam hidup ini.
3. Perjalanan spiritual
Orang melakukan perjalanan spiritual untuk berjumpa dengan Tuhan karena kesadaran bahwa tanpa campur tangan Tuhan di dalam hidup, maka semuanya akan sia-sia. Hal ini pula yang dilakukan oleh tiga orang Majus. Mereka menempuh perjalanan yang jauh untuk menyembah sang Raja yang baru lahir.
Pengalaman orang Majus ini mau mengajak kita untuk melakukan perjalanan spiritual kita. Perjalanan spiritual kita adalah sebuah perjalanan menuju hati, tempat di mana Tuhan bersemayan.
Perjalanan menuju hati untuk menemukan Tuhan, bukanlah sebuah perjalanan yang mudah. Ada begitu banyak tantangan dan halangan yang akan menyertai kita. Tantangan itu tidak lain adalah keinginan dan kehendak kita yang seringkali membuat kita jauh dari Tuhan.
Oleh karena itu, kita perlu menyadari setiap keinginan dan kehendak kita yang memungkinkan kita untuk beralih dari jalan menuju Tuhan. Kesadaran ini, membantu kita untuk tidak menyerah dan tetap berjalan mencari dan menemukan Tuhan.
Ketika kita membangun usaha untuk mencari dan menemukan Tuhan, maka Tuhan akan menampakkan diri-Nya kepada kita. Saat itulah, perjumpaan kita dan Tuhan itu serentak mengajak kita untuk hidup sesuai dengan apa yang diajarkan dan ditunjukkan kepada kita.