Apakah itu manusia raksasa/nephilim (Kej 6:4)?
Penjelasan dari The Navarre Bible tentang ayat tersebut adalah sebagai berikut:
Dalam Kej 6:1-4 disebutkan istilah “anak-anak Allah”, yang cukup mengundang perdebatan. Sejumlah orang menganggap istilah itu mengacu kepada para malaikat yang berdosa (fallen angels).
Namun arti ini tidak memungkinkan, mengingat kemudian disebutkan bahwa mereka menikahi anak-anak manusia. Sedangkan malaikat adalah mahluk rohani sehingga tidak dapat menikah dengan manusia.
Karena itu ‘anak-anak Allah’ di perikop ini diartikan sebagai keturunan dari Set, yang kemudian menikahi para wanita keturunan Kain, yang disebut sebagai ‘anak-anak manusia’.
Penjelasan ini diberikan oleh St. Augustinus (De civitate Dei, 15,23), St. Yohanes Krisostomus (Homiliae in Genesim, 22,4), St. Sirilus dari Aleksandria (Glaphyra in Genesim, 2,2) dan para Bapa Gereja lainnya. Pemerosotan moral dan nilai-nilai perkawinan menjadi penyebab terjadinya air bah.
Selanjutnya di ayat 4 tertulis, “Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.” (Kej 6:4)
‘Orang-orang raksasa’ di sini adalah terjemahan dari kata Ibrani נפלים, nephilim, yang berasal dari kata נפל, naphal, artinya “ia jatuh”.
Maka para ahli Kitab Suci mengartikan kata ini sebagai mereka yang telah jatuh dari ajaran agama yang benar.
Kitab Septuaginta menerjemahkan kata nephilim ini dengan kata Yunani γιγαντες, yang secara literal artinya adalah ‘lahir dari bumi/dunia’,
yang kemudian diterjemahkan menjadi ‘raksasa’ yang sering dihubungkan dengan arti orang-orang yang berbadan besar, walaupun jika dilihat dari akar katanya tidak secara literal menyatakan demikian.
Akar kata nephilim/naphal ini (ia jatuh) justru menunjukkan kontras dengan anak-anak Allah. Nephilim ini mengacu kepada orang-orang yang lahir dari bumi, yang telah jatuh ataupun menyimpang, dengan pikiran yang jahat.
Mereka adalah para keturunan Kain, yang dengan nafsu duniawi menguasai dunia.
Sedangkan anak-anak Allah adalah keturunan Set, yaitu mereka yang mengikuti Allah dan kehendak-Nya.
Di sini kita melihat pertentangan antara para pendosa dengan orang-orang kudus; yang pertama, γιγαντες atau ‘lahir dari dunia’, sedangkan yang kedua, ἁγιοι, adalah orang-orang yang bukan dari dunia, atau dipisahkan dari dunia.
Namun demikian, beberapa ahli Kitab Suci lainnya, mengacu kepada temuan-temuan historis mengatakan bahwa ‘orang-orang raksasa’ tersebut memang mengacu kepada orang-orang zaman dulu yang relatif lebih besar perawakannya jika dibandingkan dengan orang-orang zaman sekarang.
Mereka mengacu kepada beberapa teks dalam Kitab Suci yang menunjukkan hal ini, seperti ayat-ayat yang menuliskan tentang Goliat (1Sam 17:4), Og (Ul 3:11), dan anak-anak Enak (Bil 13:33) yang disebut sebagai ‘raksasa’, di mana orang-orang Israel melihat diri mereka seperti belalang jika dibandingkan dengan perawakan mereka.
Apapun interpretasi nephilim ini, tidak mempengaruhi fakta yang kemudian dituliskan di kitab Kejadian yaitu bahwa keturunan Set kemudian menikah dengan keturunan Kain, dan keturunan mereka menghasilkan orang-orang perkasa.
Dalam bahasa aslinya kata ‘perkasa’ adalah גברים gibborim, yang mengacu kepada kata גבר gabar, artinya ‘ia menang’. Dan kata אנשי השם anshey hashshem, “orang-orang kenamaan” diterjemahkan dalam Septuaginta, ανθρωποι ονομαστοι, artinya terkenal, ‘diberi nama dua kali’, yaitu nama aslinya dari orang tua dan nama julukan karena keberanian mereka.
Baik diketahui bahwa terdapat tujuh kata Ibrani yang dapat diterjemahkan sebagai ‘raksasa’, yaitu: nephilim, gibborim, enachim, rephaim, emim, and zamzummim, yang artinya adalah orang-orang yang besar dalam hal pengetahuan, kesalehan, keberanian, namun juga dapat diartikan besar dalam hal kejahatan, jadi tidak selalu harus diartikan sebagai orang besar perawakannya.
(Sumber: Apakah itu manusia raksasa/nephilim (Kej 6:4)?, katolisitas.org).