Sabda Tuhan yang menjelma menjadi manusia (Yoh 1:14) tidak datang dengan sendirinya, tetapi dari persekutuan Trinitas: Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Peristiwa pembaptisan Yesus (Mat 3:16-17) adalah deklarasi persekutuan Tritunggal Mahakudus. Ada Yesus sang Putera yang hidup dalam sejarah, ada Roh Kudus yang turun dalam rupa burung merpati dan ada Bapa yang bersabda dari langit: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadaNya-lah Aku berkenan.”
Menyelami Sabda Tuhan menjadi penting karena dari sumber ini kita mengalami kehadiran tiga pribadi Tritunggal yang masing-masing tampil dengan perannya yang unik.
Empat pokok yang harus direnungkan secara lebih mendalam dalam melaksanakan perintah Yesus untuk menjabarkan cinta kepada Tritunggal dalam pelayanan kepada sesama manusia seumur hidup.
1. Dalam diri Allah Bapa kita menemukan sabda revelasi, Tuhan yang mewahyukan diri kepada umat manusia.
Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa (Kej 3:1-7), Tuhan memang menjatuhkan hukuman tetapi tidak melupakan mereka (Bdk. Kej 4:26; 6:13-21).
Tuhan mau menyelamatkan manusia yang tercipta menurut gambaran-Nya. Karena manusia tidak selalu mengenal Tuhan, Ia mengirim utusannya untuk menolong manusia agar melihat dan menyadari kehadiran-Nya (melalui nabi-nabi, hakim-hakim, raja-raja dsb.).
2. Dalam diri Putera kita mengenal sabda inkarnasi, Tuhan menjadi manusia dan hidup dalam sejarah.
Hadirnya Yesus mengubah pola komunikasi diri Allah. Dalam Pejanjian Lama kita senantiasa membaca “Allah bernubuat”. Dalam Perjanjian Baru Yesus selalu berkata kepadamu... – memakai cara-cara manusia agar dapat memahami besarnya cinta Allah itu. Perubahan yang begitu radikal dalam komunikasi diri Allah ini menunjukkan solidaritas Allah terhadap manusia.
3. Dalam diri Roh Kudus kita mengenal sabda animatif, Tuhan menginspirasi manusia untuk meneruskan karya penyelamatan.
Mengakhiri perutusan-Nya di dunia, Yesus meneguhkan para murid dengan menjanjikan kedatangan Sang Penghibur (Yoh 14:26), yang meneguhkan untuk meneruskan pewartaan (Kis 2:1-41).
Kehadiran Roh Kudus menandakan Allah menghargai proses pendewasaan iman umat-Nya (dapat bekerja sendiri tanpa kehadiran Yesus secara fisik, hanya membutuhkan seorang inspirator).
4. Mengenal Allah, mengalami kehadiran Putera dan menerima inspirasi Roh Kudus tidak akan menghasilkan apapun kalau manusia tidak mempunyai komitmen pelayanan.
Manusia yang telah diperbaharui mengenal sabda profetis – Tuhan mendarmabaktikan diri dalam pelayanan kepada mereka yang membutuhkan. Pelayanan tidak hanya sekedar ungkapan kemanusiaan, tetapi penjabaran langsung cinta Allah kepada umat manusia. Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:26).
(Warta KPI TL No. 09/I/2005; Sumber: Sabda Tritunggal dan Jawaban Manusia, Berjalan Bersama Sang Sabda 2005).