17.38 -
*Kata*
Arti Sebuah Pujian
Dante Gabriel Rossetti, seorang penyair dan pelukis terkenal pada abad 19, pada suatu hari didatangi seorang pria yang sudah lanjut usianya.
Orang itu memiliki beberapa sketsa dan lukisan yang ingin diperlihatkannya kepada Rossetti sekaligus untuk dimintakan pendapatnya apakah benda-benda itu bernilai atau setidak-tidaknya seberapa jauh benda itu memperlihatkan bakat potensial dari pembuatnya.
Rossetti memperhatikan benda-benda itu dengan saksama. Dalam sekejap saja ia sudah dapat menilai apakah suatu sketsa atau lukisan tertentu sama sekali tidak berharga, tidak memperlihatkan sedikitpun tanda-tanda bakat artistik.
Tetapi Rossetti adalah seorang yang baik hati. Dengan cara yang halus dan hati-hati ia menjelaskan kepada orang tua itu bahwa sketsa dan lukisan yang diperlihatkannya kurang begitu berharga dan kurang memperlihatkan bakat artistik. Ia minta maaf atas pendapatnya itu tetapi ia tidak bisa membohongi orang tua itu.
Orang tua itu memang kemudian tampak kecewa. Tetapi rupanya ia memang sungguh memerlukan pendapat Rossetti.
Bapak itu kemudian mohon kesediaan Rossetti untuk melihat beberapa lukisan lainnya yang dibawanya, yang merupakan hasil karya seorang pemuda dari suatu sanggar seni rupa.
Rossetti memperhatikan beberapa lukisan yang lain dan menjadi sangat tertarik pada bakat artistik yang terlihat pada lukisan-lukisan itu. “Oh, ini sangat bagus. Anak muda ini memiliki bakat yang besar. Ia harus benar-benar dibantu dan didorong dalam kariernya sebagai pelukis. Ia akan memiliki masa depan yang cerah jika ia mau bekerja keras dan setia.”
Mendengar komentar itu, bapak tua itu tersenyum gembira.
“Siapa pelukis muda berbakat ini?” tanya Rossetti. “Apakah dia putra anda?”
“Bukan,” jawab bapak itu dengan tanpa mampu menyembunyikan nada sedihnya. “Itulah aku, empat puluh tahun silam. Jika saja aku mendengar pujianmu pada saat itu ... Sayangnya, aku berkecil hati dan berhenti terlalu cepat.”
(Sumber: Warta KPI TL No. 47/III/2008; Segelas Susu, Rahkito Jati Omi).