18.15 -
*Pengikut Kristus*
Apa yang Ada di Tanganmu?
Pada saat Natal adalah saat untuk memberi.
Bunda Maria – memberikan dirinya untuk kemuliaan nama Allah
Bapa di sorga – memberi putra tunggal-Nya untuk datang di bumi untuk menyelamatkan kita. Itulah kasih karunia terbesar yang Allah Bapa berikan pada kita tanpa memperhitungkan resikonya.
Herodes - memberi perintah agar ada cacah jiwa; bertindak atas inisiatif Allah agar nubuatan yang sudah ditulis itu tergenapi (diBetlehem lahir seorang Mesias).
Pemilik rumah penginapan – memberi/menyewakan tempat pada orang-orang yang datang ke tempat itu; meskipun tempatnya sudah penuh, tapi dia memberi kandang di belakang pada Bunda Maria sebagai tempat berlindung, bahkan Yesus lahir di situ.
Para Malaikat – memberi kabar sukacita pada gembala bahwa telah lahir seorang Juruselamat.
Orang Majus – memberi emas, kemenyan dan mur yang terindah yang mereka miliki; meskipun tidak mengenal Yesus.
Apa yang sedikit/kecil/tidak berarti/tidak mampu, persembahkanlah itu pada Tuhan agar Tuhan boleh pakai kita sebebas-bebasnya.
Tuhan mampu mengubah segala sesuatu yang tidak berarti menjadi berarti, sesuatu yang biasa-biasa menjadi luar biasa, jangan mengecilkan kuasa Allah di dalam kehidupan kita.
Pada saat Musa diangkat menjadi putra mahkota mempunyai kuasa dalam perbuatan/perkataan itu berlimpah, tetapi Tuhan belum memanggilnya.
Tetapi pada saat dia ke luar dari Mesir, tidak memiliki apa-apa, dia hanya jadi penggembala domba dari mertuanya, justru di saat itulah Tuhan memanggilnya. Tuhan berfirman kepada Musa: “Apakah yang ada di tanganmu itu? Jawabnya: “Tongkat.” (Kel 4:2).
Tongkat biasa dari pohon yang kering, yang setiap hari dipakai untuk memukul domba-domba yang nakal, tapi pada saat dia persembahkan kepada Tuhan, tongkat itu berubah menjadi suatu tongkat yang penuh kuasa.
Misalnya: tongkat berubah menjadi ular (Kel 4:3; 7:8-12); tongkat dipakai untuk memukul air sungai Nil, air berubah menjadi darah (Kel 7:17); tongkat dapat membelah air di laut (Kel 14:16); tongkat dipakai untuk memukul gunung batu dan dari dalamnya ke luar air (Kel 17:6).
Pada saat Daud berhadapan dengan Goliat, dia hanya membawa tongkat, katapel (umban) dan batu (1 Sam 17:40-50); di tangan Tuhan katapel ini berubah menjadi senjata yang ampuh dan dapat membunuh musuhnya.
Pada saat Yesus berkotbah, orang-orang mengikuti-Nya kemana-mana dan mereka sudah tiga hari tidak mempunyai makanan. Kata Yesus kepada mereka: “Berapa roti ada padamu?” “Tujuh dan ada lagi beberapa ikan kecil,” jawab mereka.
Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya kepada orang banyak, empat ribu orang laki-laki tidak termasuk perempuan dan anak-anak (Mat 15:38).
Persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati (Rm 12:1)
Ada 3 hal yang akan dilakukan Tuhan jika kita mau persembahkan apa yang kita punyai:
1. Pemindahan kepemilikan
Apa yang tidak ada, apa yang tidak dipikir, apa yang tidak kelihatan, apa yang tidak berguna ... saat ini pindahkanlah pada tangan Tuhan.
Contoh: Paulus sebelum mengikut Yesus adalah seorang murid dari Gamaliel, ahli Taurat yang sangat dihormati (Kis 22:3; 5:34). Paulus pada saat bertemu Yesus berkata: “Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.” (Flp 3:7).
Bagi Paulus menerima Yesus sebagai Juruselamat lebih beruntung meskipun harus dipenjara dan mengalami sengsara (Kis 20:23) daripada hanya mengerti hukum-hukum Taurat saja.
2. Tuhan memberkati maka akan berhasil
Contoh: Yusuf (Kej 39:2).
3. Multifikasi (pelipat gandaan).
Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja: tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah (Yoh 12:24).
Bagaimana dengan kita yang sudah mengikuti Yesus dan sudah mencicipi kasih karunia Yesus, apa yang mau kita persembahkan pada Tuhan?
Kalau saat ini masih ada yang mendua hati, persembahkanlah pada Tuhan kepercayaan kita yang lama, buang jauh-jauh (Yos 24:21); agar perjalanan kita tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri ... (Yos 1:7-8).
Berikanlah hati yang sungguh-sungguh murni untuk Tuhan agar kita boleh naik ke atas gunung-Nya ... menerima berkat dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan kita (Mzm 24:3-5).
(Sumber: Warta KPI TL No. 45/I/2008 » Renungan KPI TL Tgl 13 Desember 2007, Ibu Sugiarto).