Pada suatu hari ada sebuah pohon di sebuah taman. Sementara pohon itu sedang tumbuh, ia merasa terabaikan, tidak diberi pupuk semestinya, tidak diberi cukup air, bahkan tidak diurus dengan kasih sayang. Jadi ia memutuskan untuk pindah ke taman lain.
Tetapi di taman yang lain itu pun ia tidak puas, jadi ia pergi ke taman lainnya lagi. Tidak juga puas di situ, sekali lagi ia pergi ke taman lainnya lagi.
Sementara itu si pohon kian menjadi kering dan kekurangan gizi. Ketika hendak pergi berkunjung ke suatu taman yang lain lagi, ia terjatuh di pinggir jalan dan merana hampir mati.
Saat itu ada seorang petani yang lewat jalan itu. Ia merasa kasihan kepada pohon itu. Sambil memanggul pohon itu dipundaknya, ia membawanya ke sebuah taman di mana ada sungai mengalir.
Ia lalu menanam pohon itu di dekat sungai itu. Akar-akarnya dibuat tertanam kuat di dalam tanah supaya dapat menghisap air dari sungai.
Pertumbuhan sebuah pohon bergantung pada kualitas dan kuantitas pupuk penyubur. Akan tetapi, sumber utama pertumbuhannya terletak pada kemampuannya menyerap zat-zat makanan dan air dari dalam tanah.
Ada banyak orang Kristen yang berpindah-pindah gereja dengan harapan akan menemukan gereja yang sempurna.
Ingatlah saudara, kelangsungan hidup Kristen tidak bergantung pada apa yang diperolehnya dari gereja, tetapi bergantung pada kemampuannya menyerap (air) dari Roh Kudus dan kehidupan (gizi) dari Kristus.
Cara menyerap kehidupan dari Kristus Yesus ialah dengan jalan merenungkan firman-Nya dan berdoa dalam Roh.
Kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil (Mzm 1:2-3)
(Sumber: Warta KPI TL No. 21/I/2006; Permata Hikmat,Sadhu Sundar Selvaraj).