Pages

Selasa, 27 Oktober 2015

Percakapan di Sorga Antara Bapa, Putera dan Roh Kudus

Pada suatu saat Bapa, Yesus dan Roh Kudus sedang rapat di sorga dengan agenda tunggalnya “perbuatan manusia pertama yang tidak menyenangkan - Adam dan Hawa yang melawan dan menolak undangan kemitraaan Allah”.


Rapat dibuka oleh Bapa. Bapa berkata: “Aku begitu sedih, apa yang harus Aku perbuat anak-Ku? Semua ciptaan yang Kuciptakan baik adanya menjadi rusak, manusia membatalkan seluruh rencana-Ku dengan mencari solusi-solusi lain, dia tidak datang kepada-Ku. Mereka tidak mau bermitra dengan-Ku, mereka lebih mendengarkan suara si jahat dari pada suara-Ku. Apa lagi yang harus Kuperbuat anak-Ku? 

Apakah Aku harus membatalkan rencana-Ku yang terbaik ini, atau ... menghentikan keinginan-Ku untuk bermitra dengan manusia. Aku rindu anak-anak-Ku hidup berkelimpahan susu dan madu/tidak mengalami penderitaan sakit penyakit apapun.” 

Lalu Yesus menjawab: “Bapa ... , jangan batalkan rencana-Mu, Aku akan mengusahakan agar rencana-Mu itu tetap berjalan. Aku mau bayar harganya buat mereka semua, Aku mau menanggung bukan hanya rasa sakit tapi rasa hina dari manusia yang paling hina. Aku akan turun ke bumi menjadi bagian dari manusia

Karena melalui Aku dan di dalam Aku, umat manusia akan menemukan contoh yang terbaik kemitraan Allah dengan manusia. Aku akan melakukan apa saja Bapa ... agar rencana yang terbaik dapat digenapi manusia. Jangan sampai Iblis bersuka cita karena rencana-Mu Kau batalkan.”

Lalu Roh Kudus pun menjawab: “Bapa ... , setelah selesai tugas-Ku di sini. Aku juga mau turun ke bumi dan tinggal bersama-sama manusia, agar mereka mampu menggenapi rencana-Mu. Agar rencana penciptaan-Mu yang terbaik buat dunia ini cepat selesai. 

Meskipun Aku tahu resikonya ... ‘Aku akan hidup kesepian di dalam hati manusia, karena mereka jarang mengajak-Ku bicara.’ Mereka selalu mengerjakan dengan caranya sendiri, tidak akan pernah bertanya pada-Ku karena kepandaian dan kekuatannya. Tapi kalau mereka sudah terantuk baru datang pada-Ku. Aku rela... Bapa.” 

(Sumber: Warta KPI TL No. 32/XII/2006 » Renungan KPI TL Tgl 8 November 2006, Dra Yovita Baskoro, MM).