22.12 -
*Panggilan Allah*
Menjadi pelayan yang dahsyat
Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia (Yoh 3:17). Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia (Kis10:38). Makanan-Nya ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yoh 4:34; Mat 26:39).
Ketika orang beriman digabungkan kepada Gereja oleh Pembaptisan, mereka menerima meterai sakramental, yang "menugaskan mereka untuk menghormati Allah secara Kristen" (LG 11). Meterai Pembaptisan menyanggupkan dan mewajibkan orang Kristen, agar melayani Allah dengan mengambil bagian secara aktif dalam liturgi Gereja yang kudus dan menjalankan imamat semua orang Kristen melalui kesaksian hidup kudus dan cinta penuh semangat (Bdk. LG 10) (KGK 1273).
Jika kita ingin menjadi pelayan yang dahsyat, kita harus melekat pada pokok anggur yang benar (Yoh 15:1-8), kita harus berjalan di jalan yang sama yang dilalui Kristus, yaitu: mengosongkan diri-Nya sendiri, merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati (Flp 2:7-8).
[Baca juga: Pengalaman akan Allah mengubah hidupku dan sesamaku]
Namun seringkali tanpa sadar kita melayani Tuhan hanya karena kewajiban saja (melayani pekerjaan Tuhan, disibukkan dengan begitu banyak aktivitas dan rutinitas pelayanan, menyelesaikan list-list pekerjaan pelayanan), buahnya: tubuh dan jiwa lelah; tidak ada tanda kekudusan dalam hidup mereka (Rm 14:17 » kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus), yang ada hanyalah iri hati (Yak 4:2) atau membanggakan diri (1 Kor 1:12).
Jika kita melayani Tuhan (mengerjakan apa yang Tuhan mau untuk kita kerjakan, melakukan segala sesuatu demi kemuliaan-Nya (1 Kor 10:31; Kol 3:17, 23), maka pelayanan itu akan menghasilkan Buah Roh (KGK 1832 » 1. Kasih 2. Sukacita 3. Damai sejahtera 4. Kesabaran 5. Kemurahan 6. Kebaikan 7. Kesetiaan 8. Kelemahlembutan 9. Penguasaan diri 10. Kerendahan Hati 11. Kesederhanaan 12. Kemurnian) Kita bisa menjadi surat Kristus (2 Kor 3:3) sehingga kita dapat memperkenalkan Bapa kepada dunia.
Jadi, pelayanan yang tulus hanya bisa lahir dari pengalaman iman. Semangatnya berkobar-kobar untuk melayani bersumber dari pengalamannya akan Allah yang telah mengubah dan menyembuhkannya (St Theresia Lisieux).
(Sumber: Warta KPI TL No. 179/III/2020 » Renungan KPI TL Tgl 27 Juni 2019, Romo Korinus Budaya, SVD).