Sabtu, 23 Maret 2019

Menjadi pembawa damai

Sebagai pribadi yang beriman dewasa, Maria dikenal sebagai Ratu Pencinta Damai yang mengajak semua umat manusia untuk saling membantu dan mengembangkan diri sehingga selalu membawa kesejukan pada siapa yang dijumpainya. Tidaklah mengherankan ketika Maria mengunjungi Elisabet, Elisabet menyambutnya dengan sukacita. 

Marilah kita belajar dari Lukas 1:39-56

Beberapa waktu kemudian (1A) berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. 

Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, (2A) melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan (2B) Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." 

Lalu kata Maria: (3) "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. 

Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 

Dan (1B) Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya. 

» (1AB) Seorang yang berkomitmen sebagai pewarta Sabda Allah tidak suka membuang waktu percuma (Luk 1:38). 

Sesudah Maria mau menjadi saluran rahmat Allah dengan mengandung Yesus (Luk 1:30-35), Ia juga ingin melihat rahmat Allah yang lain, yang terjadi pada Elisabet, sanaknya yang juga mengandung pada hari tuanya (mencari peneguhan). Berkat bimbingan Roh Kudus, Maria hidup untuk Tuhan (Rm 14:7-8), menjadi rasul pertama memberitakan kabar gembira (Yes 52:7 - berbagi berkat). 

Maria membawa Yesus, ia membawa-Nya dalam dirinya, yaitu di dalam rahimnya bagaikan dalam sebuah Sibori, di mana Yesus tinggal tersembunyi, Ia menjadi suatu Monstrans, yang akan menunjukkan anaknya. Sekarang sudah dapat dilihat, bahwa ia mengandung, Maria membawa Yesus, tetapi ia juga dibawa oleh Yesus, ia membawa Penciptanya yang melebihinya. 

Sibori adalah semacam piala besar, yang punya tutup untuk menyimpan Sakramen Mahakudus. Imam atau petugas yang membagikan komuni menggunakan sibori ini. Sibori yang masih ada Sakramen Mahakudusnya ditudungi dengan kain putih atau kuning keemasan (disebut velum) dan disimpan dalam tabernakel. 

Tabernakel adalah semacam lemari kecil untuk menyimpan Sakramen Mahakudus. Biasanya Sakramen Mahakudus sudah dimasukkan dalam sibori yang ditudungi kain putih atau keemasan. Maksud tabernakel adalah untuk menyimpan hosti kudus yang tidak habis dibagikan pada umat waktu Ekaristi. Maksud lain yaitu supaya imam atau orang yang ditugaskan bisa mengambil dari persediaan yang ada untuk dikirimkan kepada orang sakit. 

Tabernakel artinya ‘kemah’, yakni tempat Tuhan Yesus sendiri bersemayam, umat perlu memberi penghormatan terhadap tabernakel dengan berlutut. 

Monstrans adalah kata latin yang berarti ‘yang memperlihatkan’. Monstrans adalah alat yang dibuat dari emas (atau bahan lain yang pantas) untuk memperlihatkan Sakramen Mahakudus sewaktu perarakan atau ibadat pujian

(2A) Baru beberapa hari saja Maria menjadi ibu, ia menjadi pengantara segala rahmat. Jadi, meskipun Yohanes masih dalam rahim, perjumpaan ini membuatnya gembira, karena ia mengenal Yesus yang jalannya harus ia persiapkan

(2B) Ada kekuatan Roh Kudus dalam diri Maria, sehingga salamnya mengaktifkan Roh Kudus yang ada dalam diri Elisabet. Berkat Roh Kudus, Elisabet bernubuat dan memuji Maria

(3) Karena Maria dipenuhi oleh Roh Kudus, maka Maria sendiri juga menubuatkan, bahwa segala bangsa akan memuliakannya, panggilan Maria itu bersatu dengan panggilan Anaknya, maka panggilan itu juga bagi seluruh dunia, dan harus diakui oleh seluruh dunia.

(Sumber: Warta KPI TL No. 166/II/2019 » Renungan KPI TL Tgl 4 Oktober 2018, Ibu Vira)