19.47 -
*Iman*
Sains bukanlah musuh iman, melainkan bukti kehebatan Tuhan
Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya (Mzm 19:1).
Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih (Rm 1:20).
Kekeliruan yang kebanyakan orang miliki adalah: Sains merupakan musuh dari Iman. Padahal sesungguhnya, Sains bukanlah lawan dari iman, melainkan sains adalah bukti dari kemuliaan Tuhan.
Mungkin kebanyakan orang berpikir bahwa saya adalah seseorang yang mengambil kuliah jurusan teologi; tetapi padahal, saya adalah seseorang yang mengambil kuliah jurusan sains. Selama empat tahun, saya belajar banyak hal tentang biologi, kimia, dan fisika. Namun, pembelajaran saya akan sains tidak membuat saya menjadi kesulitan percaya kepada Tuhan, melainkan sebaliknya, pembelajaran saya akan sains malah membuat saya semakin percaya dengan kehebatan Tuhan.
Alkitab mengatakan bahwa alam semesta beserta segala ciptaan di dalamnya merupakan bukti dari kekuatan Tuhan - saya pun sangat setuju.
Apakah kalian pernah berpikir tentang fotosintesis? Fotosintesis adalah sebuah proses dimana tumbuhan menyerap karbon dioksida yang merupakan racun bagi tubuh kita dan mengeluarkan oksigen yang merupakan kebutuhan utama kita untuk hidup. Sangat luar biasa bukan?
Mari kita lanjut dengan berpikir tentang respirasi. Kita menghirup oksigen yang diproduksi oleh tumbuhan, sehingga di dalam tubuh kita terjadi respirasi yang menghasilkan energi untuk tubuh kita dapat berfungsi dengan baik. Ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa juga bukan? (Saya dapat membahas lebih banyak lagi soal glikolisis, siklus krebs, fosforilasi oksidasi, dan hal-hal lainnya di dalam respirasi—namun sepertinya lebih baik kita tetap melekat pada fokus utama kita soal sains dan iman).
Bagaimana dengan keseluruhan tubuh kita? Setiap hari jantung kita memompa darah ke seluruh bagian tubuh kita, pencernaan kita mengolah makanan yang kita konsumsi untuk menjadi energi kita, dan paru-paru kita mengolah oksigen yang tubuh kita butuhkan menjadi karbon dioksida yang nantinya kita buang. Dan itu semua beroperasi dengan sempurna tanpa usaha kita sama sekali, bahkan ketika kita sedang tertidur. Apakah ini merupakan sebuah desain yang terjadi secara kebetulan dan begitu saja? Ataukah ini merupakan sebuah desain sempurna yang diciptakan oleh seseorang?
Orang-orang seringkali berargumen bahwa Tuhan tidak ada karena Dia tidak terlihat. Namun, tidak terlihat tidaklah membuktikan bahwa sesuatu itu tidak ada.
Contohnya, kita tidak dapat melihat udara - tetapi kita dapat merasakan kuasanya yang berhembus melewati kita. Sangat bodoh bukan jika ada seseorang yang mengatakan angin tidak ada hanya karena orang itu tidak dapat melihat angin tersebut?
Contoh lainnya, jika kita ke museum dan melihat sebuah lukisan menakjubkan tanpa pelukisnya di sebelahnya, apakah kita dapat mengatakan pelukisnya tidaklah nyata? Tentu saja tidak! Tentu saja ada seorang pelukis di balik lukisan menakjubkan tersebut. Bukankah sangat bodoh jika kita mengatakan lukisan itu tercipta begitu saja? Jadi, hanya karena kita tidak dapat melihat sesuatu tersebut, bukan berarti sesuatu tersebut sesungguhnya tidak ada.
Albert Einstein pernah mengatakan, “Hanya ada dua cara dalam menjalani hidupmu: dengan seakan-akan tidak ada yang namanya keajaiban, atau dengan seakan-akan segalanya adalah keajaiban.”
Apa yang Albert Einstein katakan ini adalah sesuatu yang sangat benar; ketika kita melihat alam semesta dan juga sains yang berada di dalamnya, kita memiliki pilihan - untuk melihatnya sebagai keajaiban dari sang pencipta, atau menganggap semuanya terjadi secara kebetulan tanpa seorang pencipta.
Mari saya ceritakan bagaimana sains dapat menjelaskan akan betapa luar biasanya Tuhan kita beroperasi di dunia ini.
Teori Relativitas Einstein mengatakan bahwa waktu dan kecepatan adalah relatif dengan objek yang mengukurnya. Sekarang coba bayangkan saya sedang berada di depan kalian dan saya sedang berdiri diam. Menurutmu, berapa kecepatan saya?
Tentu saja kamu akan mengatakan nol mil per jam, karena saya kelihatannya seperti tidak bergerak. Tetapi jika kamu mengerti seberapa kencangnya bumi kita berputar, kamu akan sadar bahwa diriku dan dirimu sedang tidak berdiri diam, melainkan kita sedang berputar dengan kecepatan dua juta mil per jam.
Einstein mengatakan bahwa semakin cepat kita bergerak, waktu akan menjadi semakin lambat; dan pada kecepatan cahaya, waktu akan berhenti dan jarak akan menyusut menjadi tidak ada. Kebenarannya, waktu dan ruang tidaklah konstan dan universal, melainkan fleksibel dan personal kepada pengamatnya. Einstein mengatakan bahwa permasalahannya tidak terletak pada relativitas, melainkan pada anggapan bahwa akal sehat kita mewakili kenyataan.
Kebenarannnya, Tuhan beroperasi dalam wawasan yang berbeda dari kita. Pemikiran-Nya berbeda dengan pemikiran kita, dan jalan-Nya melebihi jalan kita. Seperti langit dengan bumi, itulah perbedaan pemikiran-Nya dengan pemikiran kita dan jalan-Nya dengan jalan kita.
“Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.” (Roma 1:21-22)
Menyadari atau tidak menyadari Tuhan sebagai pencipta dunia ini bukanlah ditentukan berdasarkan kepintaran seseorang, melainkan kerendahan hati seseorang. Orang-orang yang rendah hati akan mampu melihat kemuliaan Tuhan di dalam alam semesta dan sains. Tetapi orang-orang yang sombong akan kesulitan untuk melihat kemuliaan Tuhan di dalam alam dan sains.
Artikel ini bukan dituliskan untuk menyerang para Ateis dengan mengatakan bahwa mereka semua adalah orang-orang keliru yang sombong, melainkan dituliskan untuk mengajak kita semua untuk mempertimbangkan alam semesta dan sains sekali lagi - apakah mungkin, dunia kita yang begitu luar biasa ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan dan begitu saja, melainkan sesuatu yang diciptakan oleh seorang Seniman yang maha kuasa?
(Sumber: Grace Depth).