18.12 -
*Keluarga*
Keluargaku penuh rahmat atau penuh kutuk?
Dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa dia benar-benar melakukan ini untuk keluarganya. Jadi, dia melamar pekerjaan di Saudi Arabia dan diterima. Jim bicara pada istrinya dan istrinya mengerti. Dengan enggan, istrinya mengizinkannya pergi.
Sekarang waktunya untuk berbicara dengan anak laki-lakinya yang berusia enam tahun, Jaime. Setelah makan malam, dia duduk di depan Jaime kecil dan bicara padanya dengan cara yang dapat dipahami seorang anak laki-laki.
Jim berkata: “Jaime, ayah perlu bekerja di luar negeri agar dapat menghasilkan lebih banyak uang untukmu. Kamu tidak akan sering melihat ayah, tetapi tolong ingat bahwa ayah lakukan ini untukmu. Jadi ayah bisa membelikan kamu lebih banyak mainan ...”
Jaime yang berumur enam tahun itu mengangguk dan Jim bahagia bahwa ia paham. Dia dan istrinya mengantar anak mereka ke tempat tidur.
Beberapa menit kemudian, ketika Jim dan istrinya telah berada di kamar mereka, Jaime mengetuk pintu. Ketika mereka membukanya, mereka melihat Jaime menarik kotak mainan di belakangnya.
Anak enam tahun itu berkata: “Ayah, saya ingin menjual mainan-mainan saya supaya ayah punya uang. Jadi, ayah tidak harus pergi jauh untuk bekerja lagi.”
Jim menangis malam itu. Anak laki-laki kecilnya telah mengatakan kepadanya apa yang terpenting. Jaime kecil mengetahui apa itu kemenangan dalam hidup berkeluarga. Kemenangan anda ada dalam relasi anda.
Hidup telah menjadi begitu membingungkan, hampir mustahil untuk mendefinisikan kemenangan. Untuk mengetahui apa itu kemenangan dalam hidup, kita perlu kembali kepada Sang Pencipta Kehidupan. Cinta adalah kemenangan dalam setiap bidang kehidupan!
Di mana ada kesatuan, Tuhan memerintahkan berkat-berkat-Nya (Mzm 133:1-3).
Ada dua relasi dalam dunia hari ini, yaitu penuh kutuk (banyak pertengkaran, gesekan, dan frustasi) dan penuh rahmat (banyak pengampunan, kesabaran, dan kesetiaan).
Anda menyerupai Tuhan
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan (1) manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka (2) berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kej 1:26)
» (1) Tuhan menciptakan manusia terlihat seperti-Nya. Anda menyerupai Tuhan. itu berarti bahwa dalam sebuah cara yang sangat kecil sekali, anda memiliki kapasitas untuk bergerak, berjalan, berbicara dan mencintai seperti Tuhan.
(2) “berkuasa”, kata aslinya adalah “untuk mendominasi”, versi lain dari Alkitab mengatakan “menjadi tuan atas”.
Pesan yang tersimpan dalam bagian ini adalah “Ya, anda dapat mendominasi ikan, burung, binatang, tetapi anda tidak dapat mendominasi manusia lain karena anda tidak dapat mendominasi Tuhan.
Darimana keinginan untuk mendominasi orang lain ini berasal? Dari sebuah tangki yang kosong. Hal ini datang dari batin yang terluka. Ingatlah: hanya orang-orang lemah yang ingin mendominasi orang lain. Orang-orang kuat tidak membutuhkannya!
Sebuah relasi menjadi terkutuk
Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia.”
Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” (Kej 2:18, 21-23).
» Adam berkata: “Kamu seperti aku. Kamu bagian dari aku. Dan aku bagian dari kamu. Kita adalah satu!” Jadi, tidak ada seorang pun yang berkuasa atas yang lain.
Namun karena dosa asal, maka relasi manusia dengan Tuhan, sesama, diri sendiri dan lingkungan menjadi terkutuk, manusia saling mencari kambing hitam dalam menghadapi masalah. Bahkan suami istri hendak menguasai diri pasangannya (Bdk. Kej 3:16).
Lima gejala relasi relasi yang penuh kutukan
C - Control (Kontrol)
U – Unforgiving (Tidak mengampuni)
R – Reactive (Bereaksi)
S – Shaming (Mempermalukan)
E – ego-Driven (Dikendalikan ego
Gejala pertama: Kontrol adalah bahan utama dari relasi yang terkutuk. Mengapa? Karena anda ingin perbuatan orang lain memenuhi kebutuhan terdalam anda. Pesan utama anda kepada orang-orang dalam hidup anda adalah pernyataan berikut ini: “Kamu lebih baik melakukannya!”
Dan ketika orang lain tidak memenuhi prilaku yang anda cari, anda bahkan menjadi semakin mengontrol. Anda akan menggunakan kemarahan, teriakan, dominasi, omelan, manipulasi emosi, rasa malu, rasa bersalah, mendiamkan. Apa yang salah dengan kontrol?
Landasan sebuah relasi bukanlah kontrol melainkan kepercayaan. Kontrol dan kepercayaan bertentangan satu sama lain. Semakin besar kontrol, semakin kurang kepercayaan. Semakin besar kepercayaan, semakin kurang kontrol.
Gejala kedua: tidak mengampuni
Efesus 4:32 mengatakan: “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Relasi yang terkutuk tidak dapat melakukan hal itu. Relasi yang terkutuk menggenggam kemarahan dari kesalahan-kesalahan yang terjadi bertahun-tahun lalu.
Mengapa mereka tidak mau mengampuni? Untuk mengontrol orang lain. Untuk selalu memiliki “peralatan rasa bersalah” yang siap dipukulkan ke kepala orang lain, sebagai jalan untuk mengontrol orang lain:
“Ingat apa yang kamu lakukan padaku di tanggal 11 Mei 1962, pada pukul 3.46 sore? Aku masih merasakan sakit di dalam hatiku ... Jangan sampai berani melakukannya padaku lagi.”
Gejala ketiga: bereaksi
1 Korintus 13:4-7 mengatakan: “Kasih itu ... tidak pemarah ...”
Tetapi ketika orang lain yang menjadi sumber kebahagiaan. Kedamaian, dan kesejahteraan anda, anda tidak berdaya, anda pasti akan terprovokasi. Anda tidak berdaya, anda pasti akan menjadi reaktif.
Dalam pikiran anda, anda percaya harus memilih: anda yang mengontrol atau anda yang dikontrol. Dan anda memiliki kebutuhan yang sangat besar untuk mengontrol.
Jadi, anda mengontrol dengan menjadi reaktif, bukannya menanggapi dengan baik, terhadap perilaku “buruk” orang lain. Anda marah-marah, mengkritik atau mendiamkan seseorang.
Gejala keempat: mempermalukan
Mempermalukan orang lain adalah alat kontrol yang sangat kuat.
Rasa malu adalah perasaan bersalah, tidak berharga dan tidak dicintai.
Ketika orang tua berkata kepada anaknya ...
- “Mengapa kamu tidak bisa seperti kakak perempuanmu?”
- “Mengapa kamu tidak seperti saya ketika saya seumur kamu – saya telah menjadi seorang juara bola basket!”
- “Mengapa kamu begitu keras kepala?”
- “Saya bernasib jelek mempunyai anak-anak ini!”
Ketika seorang pasangan berkata kepada pasangannya ...
- “Istri (suami) seperti apa kamu?”
- “Kamu membuat saya malu”
Ketika seorang bos berkata kepada karyawannya ...
- “Mengapa kamu tidak dapat melakukan hal sesederhana ini? Saya dapat menggaji seekor monyet untuk melakukan ini. Apa yang salah denganmu?”
- “Halo, apakah ada orang di rumah? Apakah ada sebuah ruang kosong di antara kedua telingamu? Ketika kamu mati, kamu dapat menjual otakmu dengan harga tinggi karena jarang dipakai.”
Gejala kelima: dikendalikan ego
Sebuah relasi yang terkutuk selalu egois.
Anda berteriak pada anak anda: “Belaaaaajarrrrr! Mengapa anda gelisah dan bertingkah seperti seekor gorila mengamuk ketika anda memaksa anak-anak untuk menjaga tingkah laku mereka? Itu karena anda tidak ingin teman-teman anda berkata bahwa anda adalah orang tua yang buruk.
Penyakit yang paling umum dari relasi adalah mengoreksi. Istri ingin memperbaiki suami. Suami ingin memperbaiki istri. Orang tua ingin memperbaiki anak. Anak ingin memperbaiki orang tua. Saat anda percaya bahwa kedamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan anda tergantung pada memperbaiki perilaku orang lain, relasi menjadi terkutuk.
Mengapa kita mencoba memperbaiki orang lain? Karena kita telah termakan kebohongan yang mengatakan bahwa kinerja orang lain akan memenuhi kebutuhan terdalam saya.
Jika anda ingin relasi yang bahagia dan sehat, anda perlu tahu perbedaan antara deskripsi pekerjaan anda dan deskripsi pekerjaan Tuhan. Pekerjaan Tuhan adalah memperbaiki orang-orang. Pekerjaan anda adalah mencintai orang-orang.
Tuhan tidaklah kejam untuk membuat kebahagiaan anda tergantung pada sesuatu yang tidak dapat anda lakukan. Anda tidak dapat memperbaiki orang-orang. Itu bukan deskripsi pekerjaan anda. Anda tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki orang-orang.
Hanya Tuhan yang memiliki kemampuan tersebut. Kebahagiaan anda hanya tergantung pada satu hal: kasih Tuhan.
Kristianitas adalah tentang satu hal. Semuanya tentang relasi. Yang lainnya dirancang untuk memperkuat relasi anda dengan cara belajar Alkitab, Misa, pengajaran dokrin, dan pertemuan doa. Jika hal-hal tersebut tidak memperkuat relasi anda, artinya ada sesuatu yang sangat salah.
Kedewasaan beragama harus dilakukan dengan aturan-aturan. Kedewasaan rohani harus dilakukan dengan relasi.
Pikirkan tentang hal itu. Bahkan Tuhan adalah sebuah relasi. Bapa mencintai Putra dan Putra mencintai Bapa, dan cinta antara Bapa dan Putra adalah Roh Kudus. Dia ingin anda menjadi bagian dari relasi yang indah itu.
Tangki cinta yang kosong
Tuhan menciptakan sebuah tangki cinta dalam diri anda. Apakah tangki cinta tersebut kosong? Atau penuh? Atau setengah penuh?
Tuhan merancang Mama dan Papa untuk memenuhi tangki cinta anak-anak mereka dengan menghabiskan waktu bersama mereka dan mencintai mereka tanpa syarat, mereka akan mencintai anda kembali. Ini adalah kunci yang paling penting untuk sebuah relasi yang hebat.
Peran orang tua yang paling penting adalah memimpin anak-anaknya kepada Tuhan, menunjukkan bahwa Tuhanlah sumber utama dari cinta. Jadi, anda seharusnya beralih dari cinta manusia menuju cinta ilahi.
Banyak orang tidak pernah mengalami dua tahapan ini:
1. Tidak menerima cinta orang tua mereka
2. Orang tua mereka tidak pernah memimpin mereka untuk melakukan peralihan spiritual yang penting ini. Tidak seorang pun mengajarkan mereka untuk berhenti mencari cinta manusia demi memenuhi kebutuhan terdalam mereka. Tidak seorang pun mengajarkan mereka untuk mulai mencari cinta ilahi.
Mengapa beberapa orang tua tidak melakukannya? Sebab tangki cinta mereka sendiri kosong. Mereka tidak mempunyai cinta untuk diberikan.
Keadaan tangki cinta anda menentukan keadaan relasi anda. 90% masalah orang-orang hari ini – emosional, rohani, relasi, keuangan, profesional – semuanya berakar dari tangki cinta mereka yang kosong.
Itulah sebabnya, mengapa ada banyak orang dewasa yang masih bertingkah laku seperti anak-anak. Mereka membuat keputusan-keputusan yang tidak dewasa. Mereka menumpahkan kemarahan. Mereka tidak sabar. Mereka egois.
Tangki cinta yang kosong menyebabkan ribuan masalah
1.Tangki cinta yang kosong menjadikan anda seorang yang selalu membutuhkan perhatian
Suami Sarah, Briggs, adalah seorang yang kejam dan brutal. Suatu hari, Briggs ingin membeli sebuah jam mahal. Ketika ia mengatakan pada Sarah tentang hal ini, Sarah berkata: “Jika kamu membeli jam tersebut, bagaimana kita akan membayar uang kuliah anak-anak bulan Juni ini?”
Segera saja, Briggs melayangkan pukulannya dan bergegas keluar ruangan. Dan sepanjang sisa hari itu, ia marah pada istrinya.
Segera saja, Briggs melayangkan pukulannya dan bergegas keluar ruangan. Dan sepanjang sisa hari itu, ia marah pada istrinya.
Hari itu, saudara perempuan Sarah datang berkunjung dan melihat semua adegan yang terjadi. Ia berkata kepada Sarah: “Suamimu adalah seorang yang kejam dan brutal. Dia tidak punya hak untuk memperlakukanmu seperti ini!”
Tetapi Sarah berkata: “Oh, ini adalah kesalahanku. Aku seharusnya memilih kata-kataku. Itulah sebabnya dia marah padaku. Jangan kuatir, dia akan menjadi lebih baik besok.”
Sarah adalah seorang yang selalu membutuhkan perhatian. Tangki cintanya kosong. Dia tidak sadar bahwa dirinya “terjerat” dalam relasi. Dia menjadi seorang yang suka menyenangkan orang lain, mengizinkan orang lain memperlakukan dirinya dengan buruk, menyangkal untuk mengakui ketika orang lain sedang menyakitinya.
2. Tangki cinta yang kosong menjadikan anda seorang pemarah. Kemarahan yang terpendam menyebabkan permusuhan, sikap tidak ramah, cepat tersinggung, suka berdebat, suka mengkritik orang lain.
Atau kadangkala, mereka tertutup terhadap semua orang. Mereka menjaga jarak dengan setiap orang. Mengapa? Karena mereka berpikir “lebih baik menolak orang lain terlebih dahulu sebelum mereka ditolak”.
Inilah kenyataannya: menjadi seorang yang selalu membutuhkan perhatian dan menjadi seorang yang pemarah adalah cara yang salah dalam memenuhi tangki cinta anda. Cara tersebut tidak akan pernah berhasil.
Apakah anda ingin memiliki relasi yang lebih berbahagia? Inilah kuncinya: jangan mencari dari orang lain. Anda harus menghentikan pemujaan berhala dan mulai mencari Tuhan. hanya Dia yang dapat memuaskan kerinduan terdalam dari jiwa anda.
Ketika tangki cinta anda kosong, anda memasuki sebuah relasi dengan kebutuhan dan kepahitan. Ketika tangki cinta anda penuh, anda memasuki sebuah relasi dengan kebahagiaan dan kebaikan.
Pemujaan berhala
Mengapa sebuah relasi terkutuk? Karena relasi itu sudah menjadi pemujaan berhala. Pemujaan berhala adalah menyembah allah lain (uang, mobil, perhiasan dll).
Ada seorang yang sangat mencintai mobilnya. Suatu hari, ketika ia membuka pintu mobilnya, sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari belakang, merusak pintu mobilnya bersamaan dengan seluruh lengan kirinya.
Dia mulai menangisi mobil kesayangannya, sambil berkata: “Pintu mobilku hilang! Pintu mobilku hilang!” Seseorang yang berdiri di dekatnya melihatnya dan berkata: “Lupakanlah pintu mobilmu. Lenganmu hilang!” Ia melihat di mana lengannya berada dan hanya bisa melihat bahunya. Kemudian dia menangis: “Jamku hilang, jamku hilang!”
Ada jenis dari pemujaan berhala yang tidak diketahui banyak orang: ketika anda mencari dari orang lain sesuatu yang hanya bisa diberikan oleh Tuhan (kebahagiaan, kedamaian batin).
Apakah anda frustasi dengan relasi anda? Jika ya tanyalah diri anda: apakah ini karena pemujaan berhala? Firman Tuhan berkata: “Orang-orang yang mengikuti allah lain akan bertambah besar kesedihannya.” (Mzm 16:4).
Penyembahan berhala dan paradigma perbuatan selalu bersama-sama
Paradigma adalah cara pandang anda terhadap sesuatu. Orang-orang dengan “paradigma perbuatan” akan selalu memasuki relasi dengan syarat.
Jika anda mengikuti paradigma perbuatan tersebut, anda tidak mencintai orang lain berdasarkan diri mereka; anda mencintai orang lain berdasarkan apa yang mereka perbuat.
Kenyataannya, orang-orang dengan paradigma perbuatan melihat diri mereka sendiri dengan cara yang sama. Mereka tidak mencintai diri mereka sendiri. Mereka tidak menyukai diri mereka sendiri. Mereka tidak merayakan keberadaan mereka. Mereka tidak menerima siapa diri mereka. Mereka tidak menghormati keberadaan mereka. Mengapa? Mereka hanya akan mencintai diri mereka, menyukai diri mereka, menerima diri mereka, merayakan diri mereka, jika mereka berhasil melakukan sesuatu.
Dari mana mereka mendapatkan paradigma perbuatan ini? dari keluarga asal mereka. Akar dari hal ini adalah pemujaan berhala. Karena anda menggantungkan pada anak anda harga diri, identias dan kebahagiaan anda, anda ingin mereka berprestasi. Anda paksa mereka untuk berprestasi, karena bagi anda, ini adalah masalah hidup dan mati.
Sebagian besar kita tinggal di rumah dimana pesan utama yang disiarkan pada kita 24 jam sehari adalah paradigma perbuatan.
Inilah daftar pesan tersembunyi, yang tidak diucapkan oleh keluarga kita:
- “Saya akan mencintai kamu hanya jika kamu baik, patuh, penuh hormat, pergi ke Gereja ... ketika kamu berbagi mainanmu, tidak memilih untuk bertengkar, dsb.”
- “Saya akan mencintai kamu hanya jika kamu menyelesaikan pendidikanmu dengan IP ...”
- “Saya akan mencintaimu hanya jika kamu menjadi seorang dokter seperti saya.”
- “Saya akan mencintaimu hanya jika kamu tidak menikahi pria yang tidak pantas kamu sebut ‘pacar’ itu dan menikah dengan seseorang yang lebih baik darinya.”
Anda seharusnya mencintai mereka semata-mata karena mereka adalah anak-anak anda. Dan alasan yang lebih besar? Mereka adalah anak-anak Tuhan!
Ketika anak-anak gagal dalam melakukan sesuatu, ketika “tuhan” kita tidak memberi sesuatu yang kita minta, tidak memenuhi ekspektasi kita, kita panik. Karena kebahagiaan terdalam kita tergantung pada mereka, kita kehilangan itu, kita merasa malu.
Ketika kita merasa malu, kita memiliki kecenderungan untuk mempermalukan mereka yang menyebabkan rasa malu kita.
Banyak orang tua, dalam usaha mereka untuk memperbaiki anak-anak mereka, mempermalukan mereka. Pernyataan di bawah ini kejam. Ini sebenarnya adalah sebuah kutukan yang mengerikan.
- “Ya ampun, kamu seharusnya malu terhadap dirimu sendiri!” - “Mengapa kamu tidak seperti sepupumu, Justin? Dia seorang murid yang berprestasi ...”
- “Kamu memiliki tingkah laku yang buruk. Mama tidak tahu dari mana kamu mewarisi itu! Papamu dan mamamu selalu patuh pada orang tua kami!”
» pesan tersembunyi orang tua tersebut: “Mama merasa malu terhadap kamu. Mama tidak tahu dari mana kamu berasal. Kamu bukan bagian dari keluarga ini.”
Rasa malu mengakibatkan anda mempermalukan
Bayangkan peristiwa ini. anda berada dalam sebuah toko serba ada dengan anak laki-laki anda yang berumur tiga tahun. Dia ingin membeli sebuah coklat batang yang besar. Anda mengatakan tidak.
Dengan segera, si pemarah kecil menumpahkan kemarahannya. Di atas ubin toko serba ada, dia menjatuhkan diri dan menjerit sekencang-kencangnya, tangan dan kakinya memukul.
Para pembeli lain menatap anda. Anda benar-benar merasa dipermalukan, dihina. Jadi, apa yang anda lakukan? Anda memilih mengambil kendali. Anda mempermalukan anak anda dengan berteriak: “Hentikan! Hentikan! Hentiiiiikan itu sekarang!
Strategis praktis untuk ledakan amarah anak anda, tidak perlu berteriak atau menjerit. Saat anak menumpahkan kemarahan, pergilah beberapa meter saja tanpa berkata apa pun, pesan anda untuknya: “Menumpahkan kemarahan tidak akan mendapatkan apa yang kamu inginkan, baik perhatian saya maupun coklat batangan.”
Jika anda berjalan pergi, 99% saat itu juga, anak usia tiga tahun tersebut akan berlari mengejar anda. Dia mungkin masih akan menangis dan berteriak, tetapi anda hanya butuh berbalik, menatapnya dan dengan sangat tenang berkata: “Mama akan berbicara denganmu ketika kamu tidak marah-marah lagi.” Ketika dia tenang dan menjadi sopan, itulah saat anda memberikannya sebuah pelukan.
Setiap orang ingin mengendalikan orang lain. Mengendalikan orang lain menjadi sebuah kecanduan. Kita menginginkan hal itu. Kita lapar untuk itu. Mengapa? Bagi banyak orang, mengendalikan orang lain adalah satu-satunya cara untuk memuaskan kerinduan terdalam hati mereka. Mereka terluka.
Satu-satunya penyelamatan yang mereka tahu untuk menyembuhkan luka mereka adalah mengendalikan orang lain untuk memberikan apa yang mereka inginkan.
Satu-satunya penyelamatan yang mereka tahu untuk menyembuhkan luka mereka adalah mengendalikan orang lain untuk memberikan apa yang mereka inginkan.
Mereka akan mengendalikan orang lain melalui kemarahan atau intimidasi atau rasa malu atau manipulasi atau dengan menyenangkan orang lain.
Jika anda menginginkan relasi yang penuh rahmat, kendalikan diri anda, tunduklah pada yang lain. Hanya orang yang kuat yang dapat melepaskan dan membiarkan Tuhan bekerja.
Hanya orang yang kuat yang dapat tunduk
Jika bahasa dari orang yang lemah adalah kendali, bahasa dari orang yang kuat adalah tunduk. Tunduk adalah bahasa cinta.
Pertama, tunduklah pada Tuhan. Anda tunduk pada Tuhan dan menemukan pemenuhan anda yang lengkap dalam cinta-Nya. Anda tidak membutuhkan orang lain untuk bertingkah laku dalam cara tertentu untuk membuat anda bahagia. Anda sudah lengkap.
Yang kedua, tunduklah pada yang lain. Ini sangat sulit dipahami. Hanya orang yang kuat yang dapat tunduk pada orang lain.
Cinta tak bersyarat ampuh
Waktu terbaik untuk menunjukkan pada mereka cinta tak bersyarat adalah ketika mereka mengecewakan anda, ketika mereka melakukan kesalahan, ketika mereka membuat kekacauan.
Ketika anak anda gagal, saat itulah kesempatan indah yang Tuhan berikan untuk menunjukkan cinta tak bersyarat anda.
Katakanlah anak anda gagal dalam matematika. Biasanya, orang tua cerewet dan mengomel: “Tidakkah kamu tahu betapa kerasnya papa bekerja untuk membayar uang kuliahmu? Kamu tidak berpikir tentang uang yang habis karena kemalasanmu. Itulah yang kamu dapatkan untuk bermain video games sepanjang hari!”
Mempermalukan tidak ada gunanya. Pekerjaan anda adalah mencintai anak anda tanpa syarat.
Agenda pertama dari cinta tak bersyarat bukanlah berbicara melainkan mendengarkan. Duduk, kesampingkan laporan yang gagal tersebut, tataplah mata anak anda, peganglah tangannya dan katakan: “Mama di sini untuk kamu. Mama mencintaimu. Barangkali mama bisa menolong kamu? Apakah ada masalah yang ingin kamu katakan?”
Kemudian dengarkan sungguh-sungguh. Jangan mendengar untuk merespon. Dengarkan untuk mengerti. Perhatikan bahasa tubuhnya, apakah ada pesan tersembunyi. Pahamilah yang tersirat.
Agenda kedua adalah mengekspresikan cinta dan percaya: “Anakku, mama mencintaimu. Mama akan selalu mencintaimu. Tidak peduli apa pun juga, mama akan selalu ada untukmu. Mama percaya padamu. Kamu adalah anak laki-laki yang sangat cerdas. Mama tahu kamu mampu untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.”
Ketika anak anda tidak lagi menjadi “tuhan” dan kebahagiaan anda tidak lagi tergantung pada mereka melainkan pada Tuhan sendiri, itulah satu-satunya saat di mana anda bisa sungguh-sungguh menikmati mereka tanpa mengoreksi mereka setiap lima menit.
Jadi, anda tidak perlu mengoreksi anak anda untuk setiap hal kecil. Sebagai gantinya, dia mengoreksi diri sendiri. Mengapa? Karena dia otomatis berpikir tentang cinta anda untuknya. Dia berpikir: “Mama mencintai aku. Bagaimana tingkah lakuku mempengaruhinya?” (jika dia melakukan ini, maka transformasi hati telah terjadi).
Pergilah kepada kasih Tuhan hari ini
Sungguh luar biasa ketika orang-orang mencintai anda. Nikmatilah selagi ada kesempatan untuk itu. Tetapi mereka tidak akan pernah memenuhi kebutuhan anda yang paling dalam.
Ada sebuah lubang berbentuk Tuhan dalam hati anda. Tidak ada seorang manusia pun yang cocok dengan lubang itu. Bukan suami atau istri anda, bukan sahabat terbaik anda, bukan pemimpin anda, bahkan bukan ayah atau ibu anda. Hanya Tuhan yang bisa memuaskan jiwa anda. Hanya Tuhan yang bisa memenuhi kebutuhan terdalam anda.
Jangan sandarkan harga diri anda pada cinta siapa pun. Jangan sandarkan identitas dan kebahagiaan dan kedamaian anda pada cinta manusia lain. Karena cinta manusia akan cepat berlalu, cinta manusia tidak stabil. Cinta manusia hari ini di sini, tetapi besok pergi.
Setiap orang akan mengecewakan anda. Orang tua akan mengecewakan anda. Pemimpin anda akan mengecewakan anda. Mentor anda akan mengecewakan anda. Teman-teman akan mengecewakan anda. Pasangan anda akan mengecewakan anda. Anak-anak anda akan mengecewakan anda.
Suatu hari anak anda akan meninggalkan rumah anda dan menjalani kehidupan mereka sendiri. Anda akan merasa terluka karena anda ingin mereka mengunjungi anda, tetapi mereka tidak bisa, karena mereka mendahulukan anak-anak mereka. Inilah kenyataan hidup yang lain, orang-orang meninggal.
Hanya kasih Tuhan yang tidak pernah mati. Hanya Tuhan yang akan mencintai anda sampai kekekalan. Hentikanlah penyembahan berhala. Berhenti mencari kebahagiaan anda dari orang lain.
Pergilah pada Yesus. Dia mencintai anda dengan cinta yang berkelimpahan. Dia menerima anda tanpa syarat, mencintai anda tanpa syarat.
Dia tidak berkata: “Kamu harus menjadi baik sebelum Aku mencintai kamu.” Dia berkata: “Sebelum kamu menjadi baik. Aku sudah mencintaimu. Karena Aku mencintaimu, kebaikanmu akan muncul lebih banyak lagi.” Biarkan Tuhan mengisi tangki cinta anda hari ini.
Marilah kita belajar dari Efesus 5:22-33; 6:1-4
[22-24] Hai isteri, (2) tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
[25-27] Hai suami, (1) kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
» (1) ini adalah sebuah pemikiran yang berdarah dingin, menegakkan bulu roma, dan mengerikan. Karena Yesus mati untuk Gereja! Hai, itu tidak adil.
Para wanita diperintahkan untuk tunduk. Tetapi para pria diperintahkan untuk mati. Namun itulah kebenaran. Pernikahan tidak akan berjalan hingga seorang laki-laki mati. Ingat! Orang mati tidak menginginkan apa-apa. Membuat istri bahagia adalah kebahagiaan suami. Akhirnya istri juga ingin membahagiakan suaminya.
(2) Penundukkan istri anda kepada anda hanyalah sebagai respon atas kematian anda. Ketaatannya haruslah sukarela, tanpa diminta, spontan, tanpa diperintah.
Menundukkan diri berarti pergi menuju salib. (tidak meributkan hal-hal kecil, mengeluh, mengomel panjang lebar, tidak mengatakan hal-hal yang menjatuhkan, belajar untuk memuji).
[28-31] Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
» Ada banyak para suami yang suka memberikan uang, hadiah. Akan tetapi mereka tidak memberikan diri mereka pada istri mereka. Istri anda tidak menginginkan barang-barang. Dia menginginkan anda. Dia bukan wanita penghibur anda yang dapat anda bayar. Dia membutuhkan hati anda, pemikiran anda, pembicaraan anda, waktu anda, sentuhan anda, kelembutan anda, keuletan anda, dan totalitas anda.
[32-33] Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
» Kunci dari sebuah pernikahan yang penuh rahmat adalah “kendalikan dirimu, tunduklah pada yang lain”. Tuhan memanggil kita untuk saling menundukkan diri, tunduklah satu sama lain sebagai penghormatan bagi Kristus (Bdk. Ef 5:19-21).
Ingat pesan yang ditemukan dalam Kejadian 1:26-27. Tuhan menjadikan kita menurut gambar dan rupa-Nya. Karena hal ini, kita dapat mendominasi dunia binatang. Tetapi anda tidak pernah dapat mendominasi seorang yang serupa dengan Tuhan. Anda tidak pernah dapat mendominasi manusia lain karena anda tidak pernah dapat mendominasi Tuhan.
Sebuah pernikahan yang berdasarkan pada aturan bukanlah sebuah pernikahan. Itu bukanlah cinta, itu adalah hukum. Itu bukanlah komitmen perkawinan, itu adalah sebuah kesepakatan bisnis. Itu bukanlah perjanjian hati, itu adalah sebuah kontrak murahan.
[6:1-3] Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
» ketika anda masih kecil, orang tua anda sempurna setidaknya menurut anda. Tetapi ketika memasuki masa remaja, gambaran sempurna itu perlahan-lahan hilang. Tiba-tiba anda melihat kesalahan mereka, kekurangan mereka, kelemahan mereka (kemarahan, menjadi histeris dan mengingat-ingat kesalahan masa lalu).
Ketika anda semakin dewasa, mungkin ada saat-saat anda tidak dapat mematuhi orang tua anda, tetapi anda harus menghormati mereka.
Di sinilah kuncinya: anda harus menunjukkan rasa hormat lewat perkataan anda, lewat sikap anda. Ketika anda melakukannya, hidup anda akan diberkati.
[4] Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.
» bagaimana orang tua tunduk pada anak-anak mereka? Bagaimana mereka pergi pada salib? Itu tidak mudah. Karena otoritas dan kemarahan berjalan bersama, mereka seperti kembar. Orang-orang yang memiliki otoritas sering marah dan orang-orang yang berada di bawah otoritas menjadi marah juga kepada mereka yang memegang otoritas.
Apa yang anda tabur, itu yang anda tuai. Anda menabur kemarahan, anda menuai kemarahan. Anda menabur kesabaran, anda menuai kesabaran.
Pengendalian diri adalah dasar membesarkan anak yang dipenuhi rahmat. Membimbing anak-anak anda akan sepuluh kali lebih sulit jika mereka terprovokasi untuk marah. Mengapa? Sebab kemarahan adalah sebuah emosi yang kuat, dia meliputi emosi lain dari cinta, kepercayaan, rasa syukur, kehormatan, kelembutan ...
Kemarahan dapat menyebabkan anak-anak anda tidak lagi merasakan emosi yang lembut terhadap anda, padahal emosi tersebut sangat penting dalam membangun kedekatan relasi. Jadi di dalam perasaan yang sangat penting ini, orang tua dan anak-anak saling tunduk satu sama lain.
Jangan salah sangka. Orang tua perlu memegang kepemimpinan. Anak-anak anda perlu tahu siapa yang memegang kepemimpinan di rumah. Namun anda tidak perlu berteriak, menjerit atau mempermalukan anak-anak anda. Berteriak, menjerit atau mempermalukan mereka tidak akan pernah mengubah hati mereka. Hal itu berlaku untuk semua relasi kita.
(Sumber: Warta KPI TL No.144/IV/2017 » Is your love tank empty?, Bo Sanchez).