19.07 -
*Allah Roh Kudus*
Roh Kudus mengajar umat semakin dewasa dalam iman
Di dalam dunia yang super bising ini, manusia modern mutlak perlu untuk masuk dalam keheningan. Untuk hal ini sangat diperlukan hati yang mau merefleksikan setiap peristiwa kehidupan.
Jika kita mau mereflesikannya, maka kita akan melihat bahwa Allah turut bekerja dalam setiap peristiwa sehingga kita mampu bersyukur.
Orang yang bersyukur selalu melihat tetesan keringat dan linangan air mata sebagai persembahan yang mewarnai semua karya Tuhan.
Ingatlah prinsip air laut! Meskipun dia menerima aliran dari ribuan sungai yang membawa kotoran, tetapi dia mampu mengolahnya menjadi garam yang berguna (cara pandang orang beriman).
Jika dalam menghadapi suatu peristiwa kita menganggap peristiwa itu biasa-biasa saja (alamiah/memang hal itu harus terjadi), maka kita akan menjadi manusia yang dangkal. Dan suatu saat kita akan menyalahkan Tuhan dan sesama dalam suatu peristiwa itu.
Kesaksian iman hanya mempunyai nilai jika ia diwujudkan lewat suatu perbuatan yang sungguh-sungguh nyata. Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (Yak 2:17).
Kesaksian hidup sebagai perwujudan iman merupakan unsur hakiki dalam kehidupan beriman tiap orang Kristen. Kesetiaan-ketaatan-tobat sebagai buah iman akan tampak jika diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Iman yang dewasa ditandai dengan:
- Memanfaatkan segala kemampuan yang dimilikinya untuk mewartakan meskipun menyadari adanya keterbatasan iman (Kis 18:22-24).
- Mampu melihat dengan mata batin, bahwa Roh Kudus juga berkarya melalui orang lain (Kis 18:26).
- Mampu mempertanggung-jawabkan iman (Kis 18:28).
- Menjalin relasi yang intim dengan Tuhan melalui doa, dan senantiasa memuji-memuliakan Allah yang meraja, sebagaimana Yesus dengan Bapa-Nya (Yoh 17; Mzm 47:2-3, 8-9).
Untuk memupuk penghayatan iman tersebut dibutuhkan sebuah penyerahan diri pada Yesus dan memohon karunia Roh Kudus agar semakin hari semakin mempunyai kedewasaan iman yang mendalam sehingga mampu melihat rencana Allah lewat pengalaman hidup sehari-hari yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan. Sehingga dengan kedewasaan iman kita dapat terlibat dan ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah.
(Sumber: Warta KPI TL No. 86/VI/2011 » Novena Roh Kudus hari ke 2, Rm Fritz Meko, SVD.)