Jumat, 05 Agustus 2016

00.45 -

Anugerah



Anugerah adalah pemberian pihak atas, karena berkenan memberi sesuatu kepada pihak bawah, yakni suatu perbuatan yang dilakukan atas dorongan kemurahan hati pihak atas.

Anugerah digunakan dalam arti sama seperti kata Sansekerta lain, yaitu 'karunia', artinya belaskasih atau sayang kepada pihak bawahan.

Kedua kata ini dipakai untuk menyatakan pemberian Tuhan sehingga sama artinya seperti kata rahmat (Arab); lih pula entri Rahmat.

(Sumber: Ensiklopedi Gereja, A Heuken SJ)



Ada seorang anak kecil yang tidak suka main piano, tetapi oleh mamanya dileskan. Suatu saat di kotanya datang seorang Grand Master piano terkenal. Lalu ibunya membeli 2 undangan VIP.

Sampai di sana anak kecil itu berimajinasi sendiri karena tidak pernah melihat piano grand yang besar, sedangkan ibunya asyik menyobrol dengan tetangganya.

Sebelum Grand Master itu masuk, lampu dimatikan. Ketika Grand Master masuk dan lampu disorotkan ke piano, apa yang terjadi?

Ternyata  ada anak kecil duduk di kursi piano sambil menyanyi lagu Twingkle. Ibunya deg-degan pada waktu melihat ada anaknya ada di kursi piano itu.

Tetapi Grand Master itu berkata: “Main terus ..., jangan berhenti.” Lalu dia mengambil kursi dan duduk di belakangnya. Karena jagonya luar biasa, ketika orkestra main dan dia juga main, tetapi suara piano anak kecil itu tetap terdengar. Orang yang hadir di situ kagum karena suara piano anak kecil itu masih tetap terdengar. Anak kecil itu berkata: “Thank you... thank you...”

Seringkali kita juga seperti anak kecil itu, tanpa sadar mencuri kemuliaan Tuhan. Kita hanyalah pemain piano sederhana dalam kehidupan ini, tetapi ada Grand Master (Tuhan) di belakang kita yang mampu memainkan piano/simphoni yang indah, sehingga banyak orang yang memuji kita.

Segala sesuatu yang bisa kita lakukan/miliki itu semuanya adalah anugerah. Kalau kita mampu memberkati orang lain – Tuhanlah yang membuat kita kaya; kalau kita mampu melayani habis-habisan – Tuhanlah yang memberi kekuatan. Jika kita menyadari itu, Tuhan akan hadir dalam kehidupan kita.

Untuk membuat kita sadar, Tuhan mengizinkan kita mengalami direndahkan oleh orang lain. Contoh: tentara latihan merangkak di bawah kawat duri; supaya tidak menaikkan kepalanya. Jika saat di medan tempur dia naikkan kepalanya pasti kena peluru.

Seperti itulah kehidupan kita, seringkali Tuhan paksa kita untuk latihan kerendahan hati. Karena tanpa kerendahan hati suatu saat kita akan terjun bebas masuk dalam dosa kesombongan - Iblis selalu berjaga-jaga menunggu saat kepala kita naik, lalu menghabisi kita.


(Sumber: Warta KPI TL No. 39/VII/2007; Renungan KPI TL Tgl 14 Juni 2007 & 12 Juli 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).