Kamis, 28 Juli 2016

06.11 -

Hidup dalam kasih karunia


Kasih karunia berarti mendapatkan sesuatu yang tidak layak untuk kita dapatkan tetapi kita dapatkan  (yaitu keselamatan) sekaligus kita tidak mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan (yaitu hukuman atas dosa).

Kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya karena kemiskinan-Nya (2 Kor 8:9).

Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita (Tit 3:5-7).

Keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya (Rm 13:11). Ketika kamu percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu (Ef 1:13).

Kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak dan emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus (1 Ptr 1:18-19).

Di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya (Ef 1:7; Kol 1:14).

Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa (Rm 5:8). Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21). Oleh kasih karunia dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus (Rm 3:24).

Kasih karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita(Rm 6:23)

Marilah kita belajar dari Rm 6:1-14

Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!

Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?

Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

» Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia (1 Tes 5:9-10).

Kebangkitan Kristus telah menjadi bukti bahwa Dia benar-benar tidak mati tapi hidup kembali (Rm 14:9) menyertai kita senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat 28:20).

Melalui kematian Kristus, Tuhan menawarkan jalan melalui diri-Nya (Yoh 14:6Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku).

Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.

Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.

Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.

Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.

Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.

Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.

» Katakan tidak untuk kembali kepada dosa. Cara membalas kasih Tuhan dengan berhenti berbuat dosa.

Di Golgota Yesus disalibkan bersama-sama dengan dua orang penjahat, ketiga salib  berbeda kisahnya (Luk 23:39-43).

Salib yang berada di sebelah kiri Yesus » orang ini mati dalam dosanya, tidak mau bertobat.

Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!”

Salib yang berada di sebelah kanan Yesus » salib orang yang mati terhadap dosa, menggunakan waktunya yang singkat untuk bertobat (Santo Dismas, Pengaku Iman » dihormati sebagai pelindung orang-orang yang perlu bertobat secara sempurna dan santo pelindung orang yang dihukum mati).

Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”

Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: “ Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

Salib yang berada di tengah-tengah adalah salib Yesus
Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa (Rm 5:8). Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita (2 Kor 5:21 » Kata Pilatus: “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini – Luk 23:4).

Kunci kemenangan seorang Kristiani adalah kasih karunia Tuhan, sebab Tuhan yang bekerja bagi kita melakukan hal-hal yang mustahil, yang tidak mampu kita lakukan secara daging.

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah (Ibr 12:2).

(Sumber: Warta KPI TL No.135/VII/2016 » Renungan KPI  TL Tgl 23 Juni 2016, Dra Yovita Baskoro, MM).