06.11 -
*Karunia*
Hidup dalam kasih karunia
Kasih karunia berarti mendapatkan
sesuatu yang tidak layak untuk kita dapatkan tetapi kita dapatkan (yaitu keselamatan)
sekaligus kita tidak mendapatkan
apa yang seharusnya kita dapatkan (yaitu hukuman
atas dosa).
Kamu
telah mengenal kasih karunia Tuhan
kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu
menjadi kaya karena kemiskinan-Nya (2 Kor 8:9).
Dia telah menyelamatkan
kita, bukan karena perbuatan baik
yang telah kita lakukan, tetapi karena
rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali
dan oleh
pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh
Kudus yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat
kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak
menerima hidup yang
kekal, sesuai dengan pengharapan kita (Tit 3:5-7).
Keselamatan sudah lebih
dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya (Rm 13:11).
Ketika kamu percaya dimeteraikan
dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu (Ef 1:13).
Kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia bukan dengan barang
yang fana, bukan pula dengan perak dan emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus (1 Ptr 1:18-19).
Di
dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya (Ef 1:7; Kol 1:14).
Kristus telah mati
untuk kita, ketika kita masih berdosa (Rm 5:8). Dia yang tidak mengenal dosa telah
dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21). Oleh kasih
karunia dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus
Yesus (Rm 3:24).
Kasih karunia Allah ialah hidup
yang kekal dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita(Rm 6:23)
Marilah kita belajar
dari Rm 6:1-14
Jika
demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!
Bukankah
kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau
tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus,
telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang
mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
» Allah tidak menetapkan
kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk
beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan
kita, yang sudah mati
untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita
tidur, kita hidup bersama-sama dengan
Dia (1
Tes 5:9-10).
Kebangkitan Kristus telah
menjadi bukti bahwa Dia benar-benar tidak mati tapi hidup kembali (Rm 14:9)
menyertai kita senantiasa
sampai kepada akhir zaman (Mat 28:20).
Melalui
kematian Kristus, Tuhan menawarkan jalan melalui diri-Nya (Yoh 14:6 – Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada
Bapa, kalau tidak
melalui Aku).
Sebab
jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita
juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Karena
kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa
kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab
siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati
dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
Karena
kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak
berkuasa lagi atas Dia.
Sebab
kematian-Nya
adalah kematian terhadap dosa, satu
kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Demikianlah
hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Sebab
itu hendaklah dosa jangan
berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
Dan
janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai
sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai
orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.
Dan
serahkanlah
anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak
akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat,
tetapi di bawah kasih karunia.
»
Katakan tidak untuk kembali kepada dosa. Cara membalas kasih Tuhan dengan
berhenti berbuat dosa.
Di Golgota Yesus disalibkan bersama-sama dengan dua orang penjahat,
ketiga salib berbeda kisahnya (Luk 23:39-43).
Salib yang berada di
sebelah kiri Yesus
» orang
ini mati dalam dosanya, tidak mau
bertobat.
Seorang
dari penjahat
yang digantung itu menghujat Dia,
katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!”
Salib yang berada di
sebelah kanan Yesus
» salib
orang yang mati terhadap dosa, menggunakan waktunya yang singkat untuk
bertobat (Santo
Dismas, Pengaku Iman » dihormati sebagai pelindung orang-orang yang
perlu bertobat secara sempurna dan santo pelindung orang yang dihukum mati).
Tetapi
yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada
Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum,
sebab kita menerima balasan yang
setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu
yang salah.”
Lalu
ia berkata: “Yesus,
ingatlah aku, apabila Engkau
datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: “ Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus.”
Salib yang berada di
tengah-tengah adalah salib Yesus
Kristus telah mati
untuk kita, ketika kita masih berdosa (Rm 5:8). Kristus yang tidak mengenal dosa telah
dibuat-Nya menjadi dosa karena kita (2 Kor 5:21 » Kata Pilatus: “Aku tidak
mendapati kesalahan apa pun pada orang ini – Luk 23:4).
Kunci
kemenangan seorang Kristiani adalah kasih karunia Tuhan, sebab Tuhan yang
bekerja bagi kita melakukan hal-hal yang mustahil, yang tidak mampu kita
lakukan secara daging.
Marilah
kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada
kesempurnaan, yang dengan
mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita
yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah (Ibr 12:2).
(Sumber: Warta KPI TL No.135/VII/2016 » Renungan KPI TL Tgl 23
Juni 2016,
Dra Yovita Baskoro, MM).