20.53 -
*Janji Tuhan*
Jaminan Tuhan
Ada seseorang yang sakit (A) hendak pergi ke dokter. Sampai di tempat parkir, tukang parkir
menanyai apa penyakitnya. Maka dia menceritakan penyakitnya. Karena mempunyai
pengalaman yang sama, tukang parkir
itu memberikan resepnya.
Meskipun A sudah diberi resep secara lisan oleh tukang
parkir, A tetap masuk ruang tunggu dokter. Ketika dokter bertanya seperti
tukang parkir, A menceritakannya dan A diperiksa dokter. Dokter pun menuliskan resep.
Ketika pulang, A mempunyai dua resep, secara lisan dan
tertulis.
Ada kemungkinan yang dilakukan A:
Resep itu dibawa pulang dan diletakkan di lemari
– Tidak dibelikan obat, dibiarkan saja. A memang bisa sembuh karena Tuhan sudah
menciptakannya secara sempurna. Tetapi proses penyembuhannya lebih lama.
Resep itu dibawa ke apotik dan obatnya di minum
– Meskipun diagnosa dokter bisa salah, yang berakibat kematian. Tetapi A berani
mengambil resiko dengan minum obat itu karena ingin sembuh, ternyata diagnosa
dokter tepat, maka terjadilah
kesembuhan.
Demikian juga dengan firman Tuhan. Seringkali dalam
menghadapi berbagai macam masalah (kesehatan, keluarga, keuangan dsb) Tuhan sudah
memberikan resep-resep-Nya melalui
firman-firman-Nya.
Tetapi jika firman-firman itu hanya sebagai pengetahuan,
berhenti di otak dan muncul pikiran macam-macam: “Ya... kalau benar? Kalau
tambah parah keadaannya bagaimana?” – tidak
akan terjadi apa-apa dalam kehidupan kita.
Ternyata banyak orang yang sudah datang pada Yesus (dibaptis), tetapi hidupnya susah. Mengapa? Karena mereka melupakan kodratnya dan terjebak dengan
permasalahannya (kuatir), sehingga kurang
percaya pada jaminan Tuhan.
Contoh: Burung diciptakan dengan kodrat suara dan bulu
yang indah. Seandainya burung ini sepanjang hari hinggap di dahan pohon,
berkicau memuji Tuhan terus menerus berhari-hari di sana, lama-lama akan mati.
Karena dia melupakan kodratnya, dia diciptakan dengan
diberi sayap, dengan sayap itulah dia harus terbang ke tempat mana Tuhan sudah
sediakan makanan.
Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya
(Mat 6:33). Setelah Tuhan menunjukkan jalannya, melangkahlah dan percayai
itu... sehingga jaminan Tuhan tergenapi.
Jika kita datang dan percaya pada Tuhan, ada begitu banyak jaminan-Nya.
Ada satu jaminan yang sangat lengkap dari Yoh 6:35-40:
I. Tidak akan lapar dan haus lagi – jaminan
untuk segala kebutuhan hidup, baik kebutuhan tubuh, jiwa dan roh.
Yesus menjanjikan kehadiranNya secara fisik lewat
Ekaristi (roti hidup). Maka janganlah pernah meremehkan Ekaristi, imani
betul-betul. Percayalah, kesulitan/kebutuhan apapun (tubuh, jiwa dan roh kita),
bicaralah dan mintalah pada Yesus.
Ada seorang romo yang sudah ditabiskan selama lima
tahun. Dia begitu ketakutan sehingga dia menelpon suster Bridge, yang punya karunia penyembuhan.
Katanya: “Suster, doakan saya. Saya baru periksa dari
dokter. Dokter memfonis saya kanker pita suara. Dan pita suara ini harus
diambil, karena tidak obat yang lain.” Jawab suster itu: “Yang dapat menyembuhkan hanya Tuhan.
Romo setiap hari kan berelasi dengan
Tuhan melalui Misa... Lihatlah
mujizat-mujizat dalam Ekaristi itu.”
Ternyata romo ini agak nakal, dia tidak mau
mempersembahkan Misa Harian, mempersembahkan Misa Hari Minggu pun hanya sebagai kewajiban saja.
Akhirnya romo itu mengikuti saran suster tersebut.
Sejak itu dia mengimani bahwa pada saat konsekrasi, dengan kuasa Roh Kudus
hosti diubah menjadi Tubuh Kristus dan anggur diubah menjadi Darah Kristus
(iman orang Katolik).
Pada saat menyantap hosti yang telah dikonsekrasikan, dia
betul-betul mempercayai bahwa sedang mengalami persatuan dengan Tuhan dan
berdoa: “Tuhan, tolong
sembuhkan pita suaraku.”
Pada saat menyantap Tubuh Kristus, dia
merasakan ada yang turun ke tenggorokan dan turun ke dalam.
Pada hari H-nya jadwal operasi, romo ini pasrah.
Sebelum menjalani operasi, difoto lagi ... ternyata pita suaranya bersih sama sekali, bekas-bekasnya pun tidak ada.
Banyak orang yang tidak mengenal Yesus, tetapi hidupnya berlimpah-limpah
sehingga membuat iri hati orang lain. Mereka bekerja keras dengan kemampuan
yang ada atau menghalalkan segala cara sehingga dapat mencari pasangan hidup
sesuai dengan seleranya, bisa membangun rumah seperti istana dsb. Tetapi mereka
gagal dalam kebutuhan jiwa dan rohnya. Jiwanya mengalami kegelisahan ketika mereka mengalami tekanan dalam
pekerjaan/keluarga.
Untuk menenangkan pikiran dan jiwanya, mereka pergi ke
dunia malam (dugem) dan terjerat ekstasi - menuju kepada kekebinasaan.
Sadarilah, hanya
Allah sajalah yang
mampu memuaskan secara sempurna kebutuhan kita (tubuh, jiwa dan roh -
Yoh 10:10B).
Ada sebuah keluarga yang menikah secara katolik, bapaknya
katolik, sedangkan ibunya
dari Madura bukan kristiani. Setelah
pensiun bapak ini sering tidak pulang karena mempunyai WIL.
Setelah sekian lama pulang, dikira bapak ini sudah
bertobat. Ternyata tidak. Setelah hampir setahun hilang, maka warga dan
pengurus lingkungan yang
kasihan mengunjungi ibu ini dan mendoakannya.
Dengan beberapa kunjungan, hati ibu ini terbuka untuk
menerima Yesus dan akhirnya dibaptis di kapel RKZ. Dia betul-betul
datang dan percaya kepada Yesus.
Ibu ini mempunyai kemampuan menjahit. Maka ia mulai
menjahit dengan mesinnya yang kuno untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika ia
merasa mesin jahitnya sudah lambat, dia meminjam uang empat ratus ribu pada
pengurus lingkungan dan berjanji untuk mencicilnya.
Ibu ini belajar untuk benar-benar bisa dipercaya, maka
dia selalu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk mencicil. Cicilannya
lunas, meskipun terlambat dari janjinya.
Suatu ketika rumahnya bocor dibeberapa tempat.
Dipanggilnya tukang. Ternyata atap rumahnya harus dibongkar total karena
dimakan rayap. Dia tidak mempunyai biaya untuk membetulkan rumahnya, yang habis
belasan juta rupiah. Pada waktu itu terjadi hujan angin lebat, dia
takut atapnya ambruk.
Maka dia ke luar rumah dan mengelilingi rumah itu sambil berdoa rosario sampai
selesai, baru dia masuk rumah. Esok harinya ternyata rumahnya tetap kokoh berdiri. Sedangkan beberapa
rumah dari dia, rumahnya orang katolik dihantam angin, atapnya ambruk.
Suatu hari, ibu dari ibu itu datang dan berkata: “Balik,
kalau
kamu tinggalkan Yesusmu, aku
jamin hidupmu.” Tapi jawabnya: “Aku sudah ikut Yesus, aku akan ikut Yesusku sampai mati.”
Meskipun mempunyai kebutuhan banyak, ibu ini
tahu jaminan hari demi hari sudah Tuhan penuhi (Janganlah kuatir akan
hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari – Mat 6:34).
Suatu hari ada seorang bapak datang dan bertanya: “Bu,
bolehkah saya sewa halamannya untuk parkir mobil saya kalau malam?” Beberapa
waktu kemudian datang lagi orang lain bertanya: “Bolehkah saya pasang papan
tiang besi untuk papan iklan?”
Dari kontrak tiga tahun pertama pemasangan papan iklan itu dia dapat belasan juta rupiah sehingga dapat membetulkan atap rumahnya.
Kontrak itu diperpanjang lagi tiga tahun, dia mendapatkan enam puluh juta rupiah. Dari berkat
itu dia membangun toko peralatan
menjahit (kain dan benang dsb) dan juga
depot di sebelah rumahnya.
Ketika kontrak ke dua habis, diperpanjang lagi, dia
mendapat sekitar dua ratus juta. Ketika Tuhan melihat dia lulus ujian (tetap
setia dan mempercayai-Nya) maka janji Tuhan digenapi, berkat-berkat itu dibuka
berlipat dan berlipat (Why 3:7).
Di lingkungan yang sama ada sebuah keluarga yang
keadaan ekonominya kurang bagus, bapaknya seorang pelukis. Dia pinjam uang pada ketua lingkungan untuk
membeli peralatan lukis. Setelah diberi pinjaman, beberapa kali dia
datang dalam pertemuan lingkungan, setelah itu tidak muncul lagi.
Pada saat pra Paskah pengurus lingkungan merapatkan
keluarga mana yang perlu dibantu. Akhirnya diputuskan keluarga dari pelukis ini
yang dibantu. Karena istrinya pernah belajar salon, maka
setelah APP dibelikan peralatan salon
secara lengkap.
Pengurus lingkungan
ingin mendidik keluarga itu agar mempunyai tanggung jawab, katanya: “Nanti kalau kamu sudah punya penghasilan,
coba cicil.” Ternyata istrinya lebih suka ngrumpi setiap hari dengan
tetangga dari pada potong rambut.
Ketika bapak ini punya penghasilan dari lukisan, katanya:
“Untuk kebutuhan saja nggak cukup,
kok harus bayar utang!”
Hal ini betul-betul sangat menyedihkan, karena dia tidak
mempercayai firman Tuhan dan jaminan-Nya. Sehingga sampai
sekarang mereka pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain - hati-hati dengan perkataan yang keluar
dari mulut kita.
II.Tak
akan dibuang – karena kita berharga di mata Tuhan.
Jika kita punya benda berharga seperti emas dan
berlian, tentunya disimpan di lemari besi/save box di bank/lemari biasa. Karena
tidak mengerti, emas yang disimpan di lemari yang dipelitur ... lama-lama
bagian luarnya berubah warna, akibat dari reaksi kimia. Karena lemari tersebut
sering dibuka tutup, ada nyamuk yang meninggalkan kotoran pada emas tersebut.
Benda berharga itu menjadi jelek. Tentunya kita tidak membuangnya, tetapi kita
akan berusaha membersihkan dengan cukup keras dan hati-hati sehingga semua
kotorannya lepas dan menjadi berkilau kembali.
Demikian juga dengan kita. Meskipun Yesus sudah
menebus kita di kayu salib, jika Tuhan masih melihat kotoran-kotoran kita.
Kita akan digosoknya dengan
mengijinkan masalah-masalah terjadi
(bisa berasal dari kesalahan kita atau orang lain).
Karena di dalam setiap peristiwa apa pun yang terjadi di dalam
hidup kita, Tuhan
ingin mengajarkan sesuatu.
Maka jika ada permasalahan, janganlah putus asa, tetapi datanglah, percayalah pada-Nya
dan katakan:
“Tuhan, aku mengalami masalah ini ... apa yang harus aku lakukan.”
Ketika dengan rela melakukan itu, maka kita seperti
benda yang berharga yang telah digosok, kita memancarkan kemuliaan Allah serupa
dengan Kristus.
III.Tidak akan terhilang
Tuhan melihat terus-menerus kehidupan kita (Mzm
33:13-34). Maka janganlah pernah kita berbuat dosa, agar kita tidak terhilang.
IV. Diberi hidup kekal
Hidup kekal adalah
mengalami persatuan terus menerus
dengan Allah Bapa; mengenal Yesus dan mengenal Bapa yang dikenalkan
Yesus; Dia sudah tinggalkan Roh Kudus-Nya dalam diri kita. Persatuan yang akrab
dan mesra ini dilukiskan dalam dan melalui misteri Tritunggal: Bapa, Putra dan
Roh Kudus (Yoh 3:16, 36; 1 Kor
6:19).
Ketika kita benar-benar mengalami hidup kekal,
berarti: ketika kita ada di dunia dimanapun berada mengalami persatuan dengan
Tuhan dan ketika kita meninggalkan dunia, dimana pun tuhan berada, di situ pun
kita akan berada.
Ada seorang anak India yang bernama Sundar Sigh,
berasal dari keluarga yang terhormat
dan kaya. Mereka begitu taat
mengikuti ajaran agamanya (Singh).
Suatu hari dia menerima Alkitab Perjanjian Baru dari
sekolahnya. Dengan bangganya dia
hafal Alkitab tersebut, dia ingin membela dewanya.
Ketika ibunya meninggal, dia berusia 14 tahun. Dia mengalami stres, merasa
hidupnya sia-sia dan berencana untuk
bunuh diri jam lima pagi, di rel kereta api dekat rumahnya.
Pada waktu subuh dia bangun. Dengan kegelisahannya dia berteriak:
“Tuhan ... jika Engkau ada ... tunjukkan
diri-Mu! Kalau tidak, aku akan bunuh diri!”
Tiba-tiba ada sinar yang masuk ke kamarnya. Dikiranya
dewanya datang mendengarkan doanya. Tetapi dia mendengar suara: “Mengapa engkau
tetap memburu-buru aku.”
Dia terkejut ketika memperhatikan sinar itu menjadi satu ujud, yaitu: Yesus.
Dia langsung berlutut. Sejak itu dia menyerahkan hidupnya untuk
Tuhan.
Keluarganya menjadi marah ketika dia mengikuti Yesus. Dia
diancam tidak menerima warisan. Itu pun tidak menggoyahkan imannya.
Akhirnya bapaknya tidak berdaya. Suatu hari diadakan makan malam bersama
keluarga, lalu anak
itu diusirnya, karena telah mempermalukan keluarga dengan pindah agama.
Di dalam kereta api dia muntah darah. Di situlah dia tahu bahwa bapaknya
telah tega meracuninya.
Dia berusaha turun dari kereta api dan ditolong
oleh suatu komunitas kristiani sehingga selamat.
Pada hari ulang tahunnya yang ke 16, dia dibaptis
dengan memakai gelar sadhu. Dia mengikuti
pendidikan di seminari.
Pada saat hendak ditahbiskan, dia menolak. Karena dia
tidak mau jadi imam yang harus mengurus satu paroki tertentu. Katanya:
“Panggilan saya untuk melakukan penginjilan sampai Himalaya.” Uskup yang
bersangkutan memakluminya. Jadi dia tidak jadi ditahbiskan menjadi imam, dia
diberi kebebasan untuk melakukan pelayanan itu.
Dia mengambil keputusan tidak menikah dan menyerahkan
hidupnya buat Tuhan. Dia begitu rajin
membaca Alkitab dan doanya begitu tekun.
Sehingga sering dalam
doanya dia dibawa ke alam
roh, bisa melihat neraka, alam orang mati dan sorga (semakin ke
atas sinar kemuliaan itu semakin terpancar).
Pada saat mati, orang masuk ke alam roh; di sana dia membawa semua perbuatannya,
semua perbuatan dosanya transparant (kelihatan semua, dirinya juga bisa
melihat).
Tetapi kalau orang itu menjalani hidup di dalam kekudusan/kebenaran
(bersalah – sadar – bertobat – minta ampun) maka
dosanya dihapus, dia
benar-benar dalam keadaan bersih.
Atas desakan teman-temannya dia membuat kesaksian ini.
Ada seorang penjahat membunuh seorang pengkotbah.
Pembunuh ini marah karena pengkotbah itu mengajak dia untuk menerima Yesus,
untuk menerima keselamatan.
Beberapa tahun kemudian pembunuh itu mati. Ketika
masuk alam roh, dia terkejut sekali melihat segala dosanya, sedangkan
orang-orang yang disekitarnya memancarkan kekudusan.
Pada saat itu dia melihat ada orang yang berlari-lari
mendekatinya dan berkata: “Aku sudah mengampunimu. Terimalah Yesus untuk keselamatanmu.”
Dia terkejut dan memperhatikan orang itu, ternyata orang itu orang yang
dibunuhnya beberapa tahun yang lalu.
Terjadilah percakapan antara mereka. Pembunuh itu
mulai menyesali perbuatannya dan dengan gemetar dia berlutut di depan orang
yang dia bunuh itu.
Pada saat itu roh-roh jahat protes (roh-roh jahat yang
bekerja sama pada saat dia masih hidup di dunia). Tetapi roh-roh jahat itu
disuruh diam oleh malaikat.
Maka terjadilah percakapan selanjutnya dan orang itu
berkata: “Sekarang sudah terlambat. Seandainya pada waktu itu kamu mempercayai
perkataanku, mungkin akhir hidupmu akan berbeda.”
Kemudian pembunuh ini bangkit berdiri. Karena
merasa dirinya kotor, dia
mencari tempat yang gelap untuk sembunyi. Begitu bergerak, dia diseret
roh jahat masuk ke lubang dan menerima penyiksaan sampai akhir zaman – kematian kekal, bukan mati
hilang tetapi terpisah dengan Allah dengan penderitaan yang tanpa terbatas
waktu.
*
Ada seorang Kristiani yang begitu mempercayai Injil. Dia selalu mempelajarinya, melakukan resep-resep yang tertulis di
situ dan mengajarkannya pada orang-orang yang ada disekitarnya.
Pada suatu hari dia sakit parah. Sebelum meninggal dia diijinkan Tuhan untuk melihat sorga.
Hal ini diceritakan kepada anak dan kerabatnya: “Aku melihat pintu sorga
terbuka, para malaikat dan para kudus menyambutku. Yesus berdiri di pintu
gerbang sorga dengan tangan terbuka siap menyambutku.” Tetapi mereka tidak percaya, dikiranya dia sedang
mengigau karena sakitnya.
Beberapa waktu kemudian orang ini mati dan rohnya ke luar. Dia melihat jasadnya dikelilingi oleh para
malaikat dan para kudus. Kemudian dia dibawa ke sorga, di sana dia
disambutnya. Ketika masuk pintu gerbang sorga, dia melihat Yesus duduk di tahtanya.
Dia berlutut. Yesus berkata: “Hai
hamba-Ku yang setia. Nikmatilah
kemuliaan bersama-sama Aku. Hai para malaikat, antarkan dia di mana Aku
sudah sediakan tempatnya.”
Karena merasa tidak layak membelakangi Tuhan,
maka orang ini mengundurkan diri
perlahan-lahan sambil menoleh ke tempat di mana Tuhan tunjukkan. Ternyata
ketika dia menoleh, Yesus
pun ada di sana.
Jadi di
sorga ke mana pun para
malaikat dan para kudus menghadapkan wajahnya, mereka akan melihat Tuhan
yang maha kudus. Sehingga setiap saat mereka hanya memuji, menyembah
dan memuliakan Tuhan – mengalami
kehidupan kekal.
V.Pada akhir zaman akan dibangkitkan
Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan
mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia (Flp 3:21).
Marilah kita menjalani kehidupan ini sesuai dengan
rancangan Tuhan. Sehingga pada saat mengalami apa pun, jaminan Tuhan berlaku
untuk kita. Dan pada saat kita tinggalkan dunia ini, kita pun yakin di mana pun
Yesus berada, kita pun ada.
(Sumber:
Warta KPI TL No. 55/XI/2008 » Renungan KPI TL 4 November 2008, Bapak H.L. Tjendana Wijaya).