Senin, 04 April 2016

18.35 -

Yoh 1:19-28

Sarapan Pagi
 Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Rabu, 2 Januari 2019: Pw S. Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze, UskPujG - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: 1 Yoh 2:22-28; Mzm 98:1, 2-3ab, 3cd-4; Yoh 1:19-28

Sabtu, 2 Januari 2016: Pw S. Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze, UskPujG - Tahun C/II (Putih)
Bacaan: 1 Yoh 2:22-28; Mzm 98:1, 2-3ab, 3cd-4; Yoh 1:19-28


1. Kesombongan

Inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?"

Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!"

Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"

Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! Seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."

Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" 

Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak." 

Renungan

Yohanes adalah contoh kerendahan hati. Ia sadar dan tahu bahwa misinya hanyalah utusan untuk mempersiapkan jalan bagi seseorang yang jauh lebih agung dan besar, yakni Yesus Kristus

Kesombongan adalah salah satu penyebab munculnya masalah dalam kehidupan kita. Kesombongan bisa menjadi pemecah belah dalam sebuah relasi, menghancurkan kehidupan rumah tangga, menghancurkan persahabatan, mendatangkan kerugian dalam sebuah kerjasama bisnis dan sebagainya. 

Kesombongan adalah kanker rohani; ia menggrogoti setiap kemungkinan adanya kasih, kepuasan, bahkan akal sehat (C.S. Lewis) 

Orang sombong akan kehilangan banyak hal dalam hidup. Tetapi orang rendah hati akan berkelimpahan berkat

Kesombongan itu pada dasarnya awal dari dosa, merupakan sikap mengutamakan diri sendiri, selalu mengagungkan ke-aku-annya, merasa dirinya paling benar, paling hebat, paling suci, paling berkuasa, dll. 

Jadi, kesombongan mendatangkan dosa bagi diri sendiri dan memberi dampak negatif bagi orang lain

Jika kita ingin hidup tentram, aman, damai, sukses dan bahagia, berusahalah menghindari kesombongan dalam diri, dan mulailah dengan bersikap rendah hati. 

Tuhan Yesus memberkati. 



2. Tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran

Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" (1) Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."

Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!"

Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"

Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."

Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"

Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. (2) Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."

Renungan:

(1) Orang yang menolak kebenaran sesungguhnya berada dalam dusta itu sendiri. Yohanes sadar akan dirinya dan tahu akan kebenaran sesungguhnya, yang harus diwartakannya, dalam diri Yesus, yang akan membaptis dengan Roh dan kebenaran.

Di hadapan Yesus, Sang Kebenaran sejati, Yohanes Pembaptis bersikap rendah hati dan siap mengabdi (2).

Keterbukaan dan kesediaan hati untuk dibimbing Roh Tuhan membantu setiap pewartaan memahami Yesus sebagai jalan, kebenaran dan hidup dalam Roh.

Tuhan Yesus memberkati.