19.57 -
SP Markus
Mrk 3:31-35
Sarapan Pagi
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu
(Yak 1:21)
1. Menjadi saudara saudari Yesus
Penanggalan liturgi
Selasa, 26 Januari 2016: Pw S. Timotius dan Titus, Usk - Tahun C/II (Putih)
Bacaan: 2 Sam 6:12b-15, 17-19; Mzm 24:7, 8, 9, 10; Mrk 3:31-35; RUybs.
Selasa, 29 Januari 2019: Hari Biasa III - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Ibr 10:1-10; Mzm 40:2, 4an, 7-8a, 10, 21; Mrk 3:31-35
Selasa, 29 Januari 2019: Hari Biasa III - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Ibr 10:1-10; Mzm 40:2, 4an, 7-8a, 10, 21; Mrk 3:31-35
Lalu datanglah ibu dan
saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang
memanggil Dia.
Ada orang banyak duduk
mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan
saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau."
Jawab Yesus kepada
mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Ia melihat
kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini
ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah
saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Renungan:
Dalam arti luas, kata "saudara" sangat berkaitan erat dengan unsur kekeluargaan. Berarti
orang tersebut memiliki hubungan yang dekat dengan kita.
Bagi Yesus, ibu dan
saudara-Nya bukan hanya mereka yang memiliki hubungan kekeluargaan atau
hubungan darah dengan-Nya melainkan semua orang yang melakukan kehendak Bapa di
sorga.
Untuk itu, kita yang
masih hidup dan berziarah di dunia ini marilah kita belajar menjadi
saudara-saudari Yesus, yang bukan hanya karena memiliki satu Bapa yang sama
dengan-Nya, melainkan juga karena kita selalu melakukan kehendak Bapa.
Tuhan Yesus memberkati.
Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau."
Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku. (*) Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Renungan:
(*) Di dalam Kerajaan Allah, pertalian darah tidak berarti apa-apa. Yang penting hanya melakukan kehendak Allah saja. Yang lainnya tidak berlaku.
Kita memiliki dua dasar di dalam melakukan kehendak Allah: yang pertama, karena kita tahu bahwa kehendak Allah tidak mungkin salah, dan yang kedua, karena kita mengasihi Dia.
Jika kita memiliki dua dasar ini, maka kita akan dapat mengasihi Allah dengan menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat (1 Yoh 5:3).
Jadi, saat Allah berkata kepada kita, “Jangan lakukan ini itu.” Kita tidak akan merasa dikekang atau berpikir bahwa Allah menahan sesuatu yang baik dari kita (Mzm 84:12).
Apakah kita memiliki keyakinan seperti itu? Jika tidak, ini karena kita masih belum mengenal Allah secara benar.
Tuhan Yesus memberkati.
2. Melakukan kehendak Allah
Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau."
Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku. (*) Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Renungan:
(*) Di dalam Kerajaan Allah, pertalian darah tidak berarti apa-apa. Yang penting hanya melakukan kehendak Allah saja. Yang lainnya tidak berlaku.
Kita memiliki dua dasar di dalam melakukan kehendak Allah: yang pertama, karena kita tahu bahwa kehendak Allah tidak mungkin salah, dan yang kedua, karena kita mengasihi Dia.
Jika kita memiliki dua dasar ini, maka kita akan dapat mengasihi Allah dengan menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat (1 Yoh 5:3).
Jadi, saat Allah berkata kepada kita, “Jangan lakukan ini itu.” Kita tidak akan merasa dikekang atau berpikir bahwa Allah menahan sesuatu yang baik dari kita (Mzm 84:12).
Apakah kita memiliki keyakinan seperti itu? Jika tidak, ini karena kita masih belum mengenal Allah secara benar.
Tuhan Yesus memberkati.