19.27 -
SP Markus
Mrk 2:23-28
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Selasa, 19 Januari 2016: Hari Biasa II - Tahun C/II (Hijau)
Bacaan: 1 Sam 16:1-13; Mzm 89:20, 21-22, 27-28; Mrk 2:23-28
1. Hukum yang membebaskan
Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
Renungan:
Renungan:
Sabat adalah hari yang istimewa yang dikhususkan bagi Tuhan. Oleh karena itu tak seorang pun diperbolehkan melakukan pekerjaan pada hari itu.
Orang Farisi terkenal sangat ketat terhadap hukum ini, karena mereka adakah penjaga hukum Taurat.
Yesus menegur orang Farisi karena mereka sering melihat hukum sebagai sebuah cara untuk menjerat orang lain. Padahal mereka sendiri seringkali tidak melakukan apa yang tertulis dalam hukum Taurat.
Hukum yang benar seharusnya membela kepentingan manusia, dan tak boleh disalahgunakan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.
Allah selalu mengutamakan belas kasihan melampaui hukum yang ada. Allah menginginkan agar setiap orang beriman mengutamakan nilai seorang manusia lebih daripada barang duniawi.
Sebagai pengikut Kristus yang setia, kita diundang dan dipanggil untuk selalu melihat dimensi keselamatan dari peraturan dan hukum.