Ada begitu banyak raksasa di dalam kehidupan kita. Yang dimaksud raksasa adalah persoalan-persoalan yang besar yang kita tidak bisa menguasainya.
Marilah kita belajar dari Daud, buah hati kesayangan Tuhan, yang hidupnya berkenan di hadapan-Nya (1 Sam 17:1-54; Kis 13:22).
[1-2] Orang Filistin mengumpulkan tentaranya untuk berperang; mereka berkumpul di Sokho yang di tanah Yehuda dan berkemah antara Sokho dan Azeka di Efes-Damim.
Saul dan orang-orang Israel juga berkumpul dan berkemah di Lembah Tarbantin; mereka mengatur barisan perangnya berhadapan dengan orang Filistin.
[8-11] Goliat berdiri dan berseru kepada barisan Israel, katanya kepada mereka: “Mengapa kamu keluar untuk mengatur barisan perangmu? Bukankah aku seorang Filistin dan kamu adalah hamba Saul? Pilihlah bagimu seorang, dan biarlah ia turun mendapatkan daku.
Jika ia dapat berperang melawan aku dan mengalahkan aku, maka kami akan menjadi hambamu; tetapi jika aku dapat mengungguli dia dan mengalahkannya, maka kamu akan menjadi hamba kami dan takhluk kepada kami.”
Pula kata orang Filistin itu: “Aku menantang hari ini barisan Israel; berikanlah kepadaku seorang, supaya kami berperang seorang lawan seorang.”
Ketika Saul dan segenap orang Israel mendengar perkataan orang Filistin itu, maka cemaslah hati mereka dan sangat ketakutan.
[26] Berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: “Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? (1) Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?”
» Komentar (1) Daud sangat sinis mengenai Goliat. Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah, bukan kepada masalah.
[32] Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia: hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.”
» Meskipun Daud tidak dipilih dan tidak tahu strategi perang, tetapi dia menawarkan diri dan meninggalkan zona nyamannya.
[33-36] Saul berkata kepada Daud: “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit.”
Tetapi Daud berkata kepada Saul: “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya.
Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajar dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini.
Dan (2) orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.”
» Komentar (2) Daud sangat sinis mengenai Goliat. Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah.
[37] Pula kata Daud: “Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, (3) Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: “Pergilah! Tuhan menyertai engkau.”
» Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah. Dia mengenal Allah secara pribadi, bukan sekadar tahu tentang Allah.
Tidak ada obrolan tentang petempuran atau pertanyaan tentang pertimbangan kekuatan. Hanya pernyataan tentang kuasa Allah dan pengalaman pribadi bersama-Nya.
[43-45] Orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud.
Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Hadapilah aku, maka aku makan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.”
Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi (4) aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, (5) Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
» Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah (4 & 5).
[Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Mrk 11:24)].
[46] Hari ini juga (6) Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa (7) Israel mempunyai Allah,
» Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah (6 & 7).
[47] dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa (8) Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab (9) di tangan Tuhanlah pertempuran dan Ia menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.”
» Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah (8 & 9).
Orang-orang yang mengenal Tuhan: (1) Memiliki keyakinan yang besar untuk mengandalkan Tuhan.
Tidak ada seorang pun yang berbicara tentang Allah. Daud tidak membicarakan pribadi lain kecuali Allah. Daud lebih memusatkan pikirannya kepada Allah (9 x).
Orang-orang yang mengenal Tuhan: (2) memiliki hasrat yang besar untuk memuliakan Tuhan.
[48] Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu; »
Orang-orang yang mengenal Tuhan: (3) memiliki keberanian yang besar untuk bertindak bagi Tuhan.
[49] lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya. Diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah.
» Secara matematika, Goliat lebih unggul dalam segalanya (tingginya 2,97 m; pendekar dan prajurit sejak muda; pakaian: baju zirah bersisik beratnya 56,7 kg, ketopong tembaga, penutup kaki tembaga, senjata: lembing/tombak tembaga (berat mata tombak: 6,8 kg), perisai, dan pedang.
dari pada Daud (masih muda dan gembala domba; pakaian: tidak bisa berjalan dengan memakai baju perang, ia menanggalkannya; senjata: tongkat, lima batu licin, umban (= ketapel identik dengan mainan anak-anak, asal mulanya digunakan untuk berburu bahkan digunakan untuk berperang pada jaman Romawi).
Goliat diduga menderita acromegaly (gangguan kelenjar pituitari yang menyebabkan tubuh menghasilkan hormon pertumbuhan yang berlebihan. Selain menyebabkan tubuh tumbuh dengan besar, orang yang menderita gangguan langka ini juga terancam menderita tumor otak).
Goliat meremehkan Daud. Tubuh Goliat terlalu besar sehingga gerakannya lambat, selain itu dia tidak mampu beradaptasi karena matanya rabun sehingga tidak bisa melihat musuhnya mendekat.
Daud diberi hikmat oleh Tuhan karena segala sesuatunya selalu mengandalkan Tuhan.
Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan.
Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnya pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu.
Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka.
Bagaimana kita dapat mulai memusatkan perhatian kepada Allah pada kuasa, hikmat, dan kemuliaan-Nya dan mengalihkan perhatian dari Goliat?
Kunci 1:
Mengenal Allah secara pribadi, bukan sekadar tahu tentang Allah.
Orang-orang yang mengenal Tuhan:
1. Memiliki keyakinan yang besar untuk mengandalkan Tuhan. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Rm 8:31).
2. Memiliki hasrat yang besar untuk memuliakan Tuhan.
3. Memiliki keberanian yang besar untuk bertindak bagi Tuhan.
Mengenal Allah bukan sekadar melibatkan pemahaman, tetapi juga melibatkan pengalaman berjalan bersama Dia dalam menghadapi ‘raksasa-raksasa’ tantangan dan kesulitan hidup.
Kunci ke 2
Daud lebih memusatkan perhatiannya kepada Allah, bukan kepada masalah.
Fokus kepada Allah ~ Raksasa akan tumbang: Kasih karunia Allah; Daftar berkat Allah; Harapan; Kekuatan Allah.
Fokus kepada raksasa ~ Anda akan tersandung: Kesalahan Anda; Daftar keluhan Anda; Ketakutan; Tuntutan hidup Anda.
Kunci sukses menghadapi raksasa dengan lima batu dan satu kuasa Tuhan
1. Batu Pengalaman
Ingat kembali kemenangan-kemenangan yang Allah berikan pada masa lalu. Tuliskanlah kecemasan Anda hari ini di atas pasir. Pahatlah kemenangan-kemenangan kemarin di atas batu.
2. Batu Doa
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Flp 4:6-7).
3. Batu Prioritas
Memiliki prioritas tertinggi: menjaga kemuliaan nama Allah.
Anggaplah pergumulan Anda sebagai kanvas Allah. Di atas kanvas itu Dia akan melukiskan supremasi-Nya yang beraneka warna.
4. Batu Pandangan
Berlari menyongsong, bukan menjauhi raksasa
Di hadirat Tuhan, kita dapat melihat semua permasalahan dalam ukuran dan proporsi yang sebenarnya.
5. Buah Ketekunan
Terus bertekun dalam keempat hal sebelumnya.
Daud juga harus menghadapi saudara-saudara Goliat yang juga bertubuh raksasa (2 Sam 21:16-22).
Allah yang membuat titik balik bagi Daud siap membuatnya juga bagimu!
Dalam kehidupan rohani terdapat dua prinsip besar yang tidak pernah boleh dilupakan: tanpa rahmat kita tidak bisa melakukan apa-apa (Yoh 15:5), dengan rahmat kita bisa melakukan segala sesuatu (Flp 4:13) (Vital Lehodey).
(Sumber: Warta KPI TL No.129/I /2016 » Renungan KPI TL tgl 5 November 2015, Dra Yovita Baskoro, MM).