21.34 -
*Kehendak Allah*
Tiram dan Rajawali
Dua
butir telur sedang berdiskusi tentang keinginan mereka untuk menjadi apa kelak.
Telur
pertama berkata: “Aku ingin menjadi seekor tiram jika aku sudah menetas. Tiram
itu hanya tinggal di dalam air dan tidak perlu membuat keputusan-keputusan.
Arus gelombang akan membawanya berpindah ke suatu tempat, jadi percuma merencanakan
sesuatu air laut akan menyediakan makanan baginya, jadi apa yang disediakan
oleh air laut, itulah yang diterima tiram, tidak lebih dan tidak kurang. Itulah
kehidupan yang cocok untukku. Memang kelihatannya sangat terbatas, tetapi aku
tidak perlu membuat keputusan atau tanggung jawab. Hanya satu yang mengontrol
hidupku, yaitu air laut.”
Telur
kedua berkata: “Itu bukan kehidupan yang cocok untukku. Aku ingin menjadi
rajawali. Rajawali bebas untuk terbang ke mana saja ia mau dan melakukan apa
saja yang dia sukai. Memang, ia bertanggung jawab untuk mencari sendiri
makanannya dan membuat keputusan untuk kelangsungan hidupnya. Aku tidak ingin
hidupku ditentukan atau diperbudak oleh air laut seperti kamu. Sebab itu, aku
akan berusaha meraih hal-hal yang dibutuhkan untuk dapat hidup sebagai
rajawali.”
Orang
Kristen yang mempunyai filosofi seperti tiram, menafsirkan segala sesuatu
sebagai kehendak Tuhan.
Jika
ia miskin dan tidak mengalami kemajuan di dalam hidupnya, maka ia akan
mengatakan bahwa itu adalah kehendak Tuhan.
Jika
ia sakit karena tidak menjaga kesehatannya, ia menganggap itu sebagai salib
dari Tuhan, sedangkan ia sendiri tidak berusaha untuk mencari jawabannya.
Orang
seperti ini menganggap bahwa Tuhanlah yang menentukan segala sesuatu di dalam
hidupnya.
Marilah
kita mengubah hidup dan mengalami kemajuan seperti rajawali yang mampu terbang
tinggi pada saat badai dengan cara berusaha keras dan membekali diri sehingga
mampu melakukan pekara-pekara besar di dalam Dia.
(Sumber:
Warta KPI TL No. 46/II/2008; Tiram dan Rajawali, Mansor November 2007 No., 116
Tahun X)