20.58 -
*Doa*
Langkah Praktis Latihan Rohani Menurut Ign. Loyola
Berdasarkan hasil penelitian di IPB, manusia bisa berubah jika ia melakukan yang ia dengar setiap hari selama 90 hari berturut-turut tidak pernah gagal (bukan kalender).
Misalnya: hari ke 1 berhasil ... hari ke 2 berhasil ... hari ke 6 gagal, hitungan harus dimulai 1 lagi sampai 90.
Karena pikiran yang diulang-ulang akan melahirkan perkataan; perkataan yang diulang-ulang akan melahirkan perbuatan; perbuatan yang diulang-ulang menghasilkan sebuah kebiasaan; kebiasaan yang diulang-ulang akan menghasilkan sebuah karakter yang baru.
Ketika kita sering mendengar firman Tuhan, seharusnya firman itu mampu menguasai seluruh kehidupan kita - benar-benar mampu menjadi pelaku firman/hidup menurut keinginan roh (mempunyai kehidupan rohani). Atau hanya cukup puas dengan mengikuti berbagai macam kegiatan rohani - hidup menurut keinginan daging.
Dalam Gal 5:16-26, keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging.
Perbuatan daging:
- Percabulan – fantasi (roh percabulan dapat masuk) dengan alasan apapun tidak berkenan di hadapan Tuhan.
- Kecemaran – ketika ada masalah hatinya cemar (marah/tersinggung dll.)
- Hawa nafsu – makan, sex dll.
- Penyembahan berhala (dalam konteks rohani) – percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan (Kol 3:5).
- Sihir – misalnya: paranormal.
- Perseteruan/perselisihan - Flp 2:1-11
Cara mengatasinya:
* Hendaklah sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan.
* Tidak mencari pujian yang sia-sia, hendaklah dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.
* Belajarlah dari Yesus - tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.
- Iri hati seperti virus flu.
- marah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dsb.
Buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal 5:22-23).
Langkah-langkah praktis latihan rohani setiap hari (sebaiknya dilakukan malam hari):
Langkah 1
- Masuklah dalam keheningan pikiran dan hati, tinggalkanlah segala beban-beban.
- Sadarilah pada saat ini kita berada di hadirat Allah yang memandang kita dengan penuh kasih; bersyukurlah ... bicaralah hanya pengucapan syukur saja atas hidup kita – pergumulan, kesehatan, kebahagiaan, kegembiraan atau apa saja yang Tuhan berikan buat kita. Datanglah seperti anak kecil.
Langkah 2
- Sesudah kita mampu bersyukur; mohonlah pada Allah agar kita dapat melihat gerakan-gerakan yang menonjol dalam hidup kita hari ini.
Langkah 3
- Melihat pengalaman hari ini.
- Ketika bangun pagi apakah kita bersyukur/melakukan kegiatan rutinitas?
- Adakah pengalaman yang mengesankan, membahagiakan, memberikan semangat, dan menghibur kita?
- Atau kita mendapatkan pengalaman yang menyedihkan yang membuat jengkel/marah/membuat hati kita cemar/ mengelisahkan/membuat kita kering/roh kita lesu karena orang-orang di sekeliling kita.
Langkah 4
- Ketika kita mengalami itu, marilah kita teliti pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, dorongan apa yang muncul di hati kita?
- Pengalaman yang menyenangkan/membahagiakan/memberi semangat – apakah kita puas/bangga dengan diri kita/ingat Tuhan, bahwa Tuhan yang berikan ini semua?
- Ketika kita mengalami pengalaman yang menyusahkan/menyedihkan/lesu/patah semangat – mungkin kita ingin membalas/protes/tidak bisa terima perlakuan itu.
- Reaksi itu didorong oleh siapa? Apakah di dorong oleh Roh Kudus (tidak pernah membalas)/roh jahat yang menguasai kita/didorong oleh ego kita. Kita lihat pengalaman itu. Siapa yang menguasai kita?
- Gerakan gerakan itu membawa kita kemana? Semakin mendekat kepada Allah (buah Roh Kudus (Gal 5:22-23): kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri; atau semakin menjauh dari Allah (perbuatan daging (Gal 5:19-21): percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dsb.)
- Apa yang menjadi motivasi kita untuk melakukannya agar memiliki buah Roh? - agar tidak ribut di rumah/agar orang bilang kita baik/karena kita mencintai atau mengasihi Allah sehingga kita tidak mau menyakiti hatinya.
- Bagaimana tanggapan kita atas peristiwa yang kita alami?
- Apakah kita tidak membalas karena mengasihi Allah/masih berhitung-hitung di dalam melakukan kebajikan/puas membalas mereka?
Dari semua pengalamanmu yang tidak menyenangkan hatimu itu, disanalah Bapa sedang berbicara: “Anak-Ku, Aku ingin sekali engkau pindah ke habitatmu, memangkas setiap ranting-ranting yang jelek di dalam kehidupanmu, kadang-kadang orang yang kau kasihi/orang yang sudah engkau tolong/orang yang engkau sudah berkorban luar biasa, melukai/menyakiti hatimu.
Itulah soal ujian yang harus engkau selesaikan dengan sukacita, agar engkau semakin indah dan mampu menghasilkan buah yang lebat, menjadi pohon kehidupan.
Aku tahu ke dalaman hatimu yang tersembunyi, di dalam kebiasaan-kebiasaanmu/paradigma lama yang terbentuk sejak kecil hingga hari ini.” Izinkanlah tangan Bapa memangkasnya sehingga engkau mampu bersyukur untuk pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan itu.
Langkah 5
- Bersyukurlah untuk hal-hal yang baik, dan katakan pada Bapa: “Aku tahu Bapa, semua orang yang hadir/peristiwa yang kualami dalam kehidupanku hari ini adalah hadiah yang Kau berikan padaku, sebagai sarana/alat untuk membentukku menjadi semakin indah di hadapan-Mu. Aku bersyukur untuk pengalaman yang Kau berikan, mampukan aku melakukan yang tidak menyakitkan hati-Mu lagi esok hari.”
- Renungkanlah bagaimana Roh Kudus bekerja pada hari ini di dalam hidup kita, hingga besok lebih peka lagi dari pada hari ini.
Langkah 6
- Minta ampunlah atas hal-hal yang tidak baik yang sudah kita lalukan, dan katakan pada Bapa: “Bapa, aku mau berusaha agar besok tidak mengulangi perbuatanku yang melukai hati-Mu. Peganglah tanganku, bantulah aku agar mampu menyenangkan hatimu.”
- Dan jangan lupa melihat kembali bagaimana roh jahat bekerja dan mempengaruhi kita. Lihat tipu daya/cara kerjanya, agar kita mampu waspada pada hari esok.
Langkah 7
- Berterima kasihlah kepada Tuhan, karena hari ini kita diberi kesadaran pada hati kita untuk semua perbuatan itu.
Langkah 8
- Dan marilah kita mohon berkatnya agar mampu hidup bebas lepas dari segala yang bukan allah, dan selalu mampu berdiri di hadirat-Nya, bekerja segiat-giatnya bagi Allah semesta alam.
- Bapa yang baik itu berdiri dan kita bersimpuh sujud menyembah-Nya, mencium kaki-Nya yang kudus. Bapa mengatakan: “Aku mengasihimu, Aku sungguh mengasihmu. Aku tahu semua bebanmu. Jangan pernah protes/berontak pada-Ku atas apa yang Kulakukan dalam hidupmu.”
- Biarlah tangan Bapa memegang dan memeluk kita memberikan berkat. Dia berkata: “Aku mengasihimu, lihatlah ke belakang sana, itulah tempat yang Aku sediakan buat anak-anak-Ku. Untuk menuju ke sana latihlah dirimu untuk mengikuti kehendak-Ku. Seperti apa pun engkau anak-Ku, Aku tetap mengasihimu. Janganlah putus asa/merasa bosan melakukan kebaikan/kasih. Bangkitlah, Aku yang akan menopang dan mengendongmu.”
Awal dari doa adalah keheningan ... Allah berbicara lewat keheningan hati. Dan kemudian kita mulai berbicara kepada Allah dari kepenuhan hati kita. Ia mendengarkannya.
Awal dari doa adalah Kitab Suci ... Kita mendengarkan Allah yang berbicara. Kemudian kembali kita berbicara kepada-Nya dari kedalaman lubuk hati kita. Dan Ia mendengar kita. Itulah doa yang sesungguhnya ... Kedua belah pihak mendengar dan kedua belah pihak berbicara (St. Teresa dari Kalkuta).
(Sumber: Warta No. 38/VI/2007 » Renungan KPI TL Tgl 10 Mei 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).