Kamis, 19 November 2015

19.48 -

Karya Roh

Pada waktu seminar tentang jam kerahiman di Pukat, Stefan Leks memberitahu juga kalau dia menjual rosario yang asli dari Roma. Karena saya ingin membeli rosario tersebut, saya langsung turun untuk membelinya. 

Ternyata yang dijual gambar-gambar Yesus dengan dua cahaya merah dan putih, juga rosario-rosario, tetapi yang asli hanya Rosario Yesus. Akhirnya saya membeli Rosario Yesus. 


Sesampai di rumah, saya taruh rosario itu begitu saja. Kira-kira ada tiga mingguan, lalu saya mikir: “Buat apa saya beli kalau tidak saya pakai buat doa.”

Ternyata doa itu sangat bagus karena terdiri dari 33 doa Bapa Kami untuk memperingati kehidupan Yesus di dunia, serta ada 7 peristiwa yang mencakup misteri-misteri utama hidup, karya, wafat, kebangkitan, kenaikan Yesus, dan turunnya Roh Kudus.

7 misteri itu terdiri dari:
1. Berdoa mohon perdamaian dunia.
2. Berdoa untuk Bapa Suci dan para uskup.
3. Berdoa untuk para imam, bruder, suster dan semua yang melayani Allah dengan cara tertentu.
4. Berdoa untuk para orang tua dan anak-anak mereka.
5. Berdoa untuk diri kita sendiri, agar rela menyerahkan hidup bagi sesama.
6. Berdoa supaya kita menyingkirkan segala dosa dari hidup kita, agar Yesus dapat hidup kembali dalam diri kita.
7. Berdoa supaya kehendak Allah jaya, sehingga kita terbuka terhadap kehendak-Nya dalam hidup kita sehari-hari.

Dulu kalau saya membaca koran Jawa Post hanya yang metropolis saja, tentang, perampokan, pembunuhan, dan artis-artis. Setelah mendaraskan Rosario Yesus, saya juga membaca situasi dunia, meskipun hanya judulnya saja. Dan saya bawa dalam doa untuk perdamaian dunia.

Setiap adorasi saya selalu membawa rosario itu. Suatu saat tanpa saya sadari, rosario itu ketinggalan di Puspita. Hal ini baru saya saya sadari ke esokan harinya ketika hendak saya pakai. 

Pada saat itu saya mau telp Puspita, tapi nggak punya nomer telponnya. Pikir saya akan saya tanyakan hari Senin depan, waktu saya adorasi di sana. Ternyata dua minggu saya tidak adorasi di sana, karena saya mau besuk, jadi adorasinya di RKZ.

Meskipun Rosario Yesus itu hilang, tapi saya nggak putus berdoa. Karena sebelum rosario itu hilang, anak saya nomer dua membawa oleh-oleh rosario Yesus dari Tumpang.

Jadi baru Senin ke tiga saya ke Puspita. Setelah saya tanyakan ke petugasnya, ternyata nggak ada rosario itu. Lalu saya berdoa: “Mudah-mudahan orang yang menemukan rosario Yesus ini juga mau memakainya untuk berdoa.”

Hari Kamis setelah selesai persekutuan, salah seorang anggota KPI TL (X) bilang: “Tik, pada saat hening di doa safaat, aku disuruh memberikan Rosario Yesus pada kamu. Rosario itu tidak ada gunanya di tanganku, karena tidak pernah aku pakai untuk doa.” 

Saya betul-betul kaget karena rosario yang hilang itu persis sama dengan punya X, Cuma salibnya lebih bagus dari pada punya saya. Rosario yang hilang itu saya taruh di plastik klip, tapi sekarang saya juga dibonusi Tuhan dengan tempatnya yang sungguh bagus.”

(Sumber Warta KPI TL No. 51/VII/2008).

Kita tidak tahu
bagaimana sebenarnya harus berdoa;
tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah
dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
(Rm 6:26)