03.19 -
*Hidup rohani*
Gelas Kehidupan
Gelas lambang bejana kehidupan; batu besar – Tuhan;
batu lebih kecil – keluarga; batu krikil – pekerjaan/apa yang ada di muka bumi;
pasir – kesenangan/hobi.
Allah memberi kebebasan pada manusia untuk mengisi
kehidupannya.
Kalau gelas diisi batu besar dan batu yang lebih
kecil, masih dapat diisi batu kerikil, gelas diguncang-guncangkan masih dapat
diisi pasir (memasuki celah-celah lubang antara krikil-krikil tersebut).
Demikian juga kehidupan kita - kalau kehidupan kita
pertama kali kita isi dengan Tuhan – keluarga – pekerjaan (waktu kerja kena
gesekan) – kesenangan (ada konflik dengan diri kita).
Sedang kalau gelas diisi batu kerikil, lalu
diguncang-guncangkan pasir masih bisa masuk, sedangkan batu besar dan batu yang
lebih kecil tidak dapat masuk.
Demikian juga dengan kehidupan kita - kalau kehidupan
kita dipenuhi dengan kerja aja terus dan kesenangan, maka Tuhan dan keluarga
tidak bisa masuk (ada di rumah tapi tidak mengerti perasaan
suami/istri/anak-anaknya).
Karena sayangnya Tuhan dengan jiwa kita, maka Tuhan
mengambil hobi/kesenangan kita seperti tukang periuk membentuk tanah liat
dengan adanya sakit, tidak bisa jalan jalan dan bekerja ... akhirnya pekerjaan
hilang.
Ketika kita berada di titik nol (kosong), baru ingat
menempatkan Tuhan dan gaya hidup Ilahi di tempat yang pertama. Maka isilah
kehidupan dengan yang benar.
Kalau kita mau hidup berlimpah carilah dulu kerajaan-Nya
maka semuanya akan ditambahkan karena kekudusan itu di mulai di keluarga.
(Sumber: Warta KPI TL No. 34/II/2007; Renungan KPI TL
Tgl 18 Januari 2007, Dra Yovita Baskoro, MM).